Page 205 - Toponim Magelang
P. 205

Toponim Kota Magelang    193











                     Magelang klasik. Mulai dari pekarangan, tegal sawah, kuburan, sungai, perbukitan, dan
                     jalan selalu terdapat tumbuhan, baik yang dibudidayakan maupun tidak. Kreativitas
                     sederhana warga Magelang dalam mengolah tanah membuahkan penamaan berdasarkan
                     karakteristik tanah. Contohnya, Jurangombo, Karanggading, Karanglor, dan Ngembik.
                     Dialektika manusia dalam menaklukkan alam sekitar selama ratusan tahun terpatri di
                     dalam kisah kampung.

                     Kearifan lokal masyarakat Magelang yang dapat kita diunduh dari penelusuran toponim
                     ini adalah manusia wajib “hamangku bumi”, karena bumi sebagai lingkungan alam telah
                     memberikan sumber kehidupan bagi manusa untuk bisa melanjutkan keturunan dari
                     generasi ke generasi, sehingga manusia kudu menjaga, merawat, dan mengembangkan
                     kelestariannya. Sementara “hamengku buwana” merupakan kewajiban manusia yang lebih
                     luas dalam mengakui, menjaga, dan memelihara seluruh isi alam semesta, agar tetap
                     memberikan sumberdaya bagi kehidupan manusia. Hubungan harmonis masyarakat
                     Magelang  klasik dengan alam  itu akan  bermuara  pada  diri  manusia  yang  hidup
                     berlambaran  nilai-nilai  humanisme dan intelektual-spiritual. Dari sinilah, identitas
                     kampung juga laksana alarm peringatan bagi warga lokal karena terjadi degradasi nilai
                     sejarah-budaya.
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210