Page 203 - Toponim Magelang
P. 203

Toponim Kota Magelang    191







                     BAGIAN III

                     PENUTUP













                        tudi toponim Kota Magelang menyadarkan kita tentang potret agung masyarakat
                    Slokal  Magelang dan  keterkaitannya dengan  “dunia  luar”. Penelusuran asal-usul
                     dan perkembangan wilayah, kepingan pemikiran budaya, serta kekayaan sumber daya
                     alam melimpah di telatah Magelang tempo dulu membuat peneliti berdecak kagum.
                     Pasalnya, dari kerja ilmiah ini terkuak local knowledge (pengetahuan lokal) dan local
                     wisdom (kearifan lokal) “wong Magelang” yang tenggelam dicaplok zaman.

                     Sebagai wilayah negaragung, ekologi Magelang jauh dari pusat kekuasaan feodal Mataram
                     Islam tak banyak menghasilkan nama kampung yang bersumber pada jenis abdi dalem
                     (pegawai istana) dan sentana dalem (kerabat keraton) seperti Yogyakarta dan Surakarta.
                     Sederet tokoh legendaris yang dihormati dan diabadikan sebagai identitas kampung
                     adalah  potret pemimpin nonformal  atau  paran poro yang di masa  lampau  menjadi
                     rujukan kolektif warga  setempat. Kemandirian warga  dalam  menciptakan tatanan
                     harmonis jagad pedesaan tanpa campur tangan kekuasaan keraton dan kolonial memang
                     menghasilkan konsep tetua kampung. Kelakuan luhur, laku prihatin, karismatik, dan
                     berjasa terhadap kehidupan sosial masyarakat menyebabkan nama tetua itu dirawat
                     dalam memori kolektif dan disematkan untuk tetenger daerah yang ditinggalinya.


                     Riset ini juga menguak penamaan tempat di Magelang berdasarkan pada kegiatan utama
                     yang dikerjakan penduduk setempat. Semisal, Pasar Telo, Keplekan, Nambangan, dan
                     Jagoan.  Artinya, tersembul fakta aktivitas ekonomi dan sosial -budaya masyarakat
                     dalam menyumbang pengetahuan sejarah lokal di Nusantara. Keberhasilan masyarakat
                     pribumi beradaptasi dengan lingkungan asing kolonial dan khasanah budaya Eropa
                     tersurat dengan nama Kampung Jenderalan dan Barakan.

                     Dalam tradisi sejarah Magelang, penamaan kampung juga mengacu pada fungsi atau
                     benda  yang  berada di  lokasi tersebut.  Sebagaimana  Kampung Tidar  Krajan, Tidar
                     Warung, dan Tidar Campur, yakni lokasi yang berdiam di sekitar Gunung Tidar
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208