Page 13 - Buku MPLSPDB 20
P. 13

AHLUSS SUNNAH WAL JAMA’AH (ASWAJA)


                  A.   Kelahiran Nahdlatul Ulama
                           Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan
                     tanggal 31 Januari 1926 M. Nahdlatul Ulama artinya Kebangkitan Para Ulama. Pendirinya
                     adalah para ulama pengasuh pondok pesantren.
                           Sejak  semula  para  ulama  pondok  pesantren  telah  memiliki  persamaan  dalam
                     keagamaannya, yaitu Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Diantara mereka juga sudah terjalin
                     hubungan kerjasama, terutama dalam pembangunan dan pengembangan pondok pesantren.
                           Berbagai  bentuk  kesamaan  tersebut,  kemudian  dituangkan  dalam  satu  jam’iyah
                     (organisasi) sebagai wadah perjuangan bersama untuk mewujudkan cita-cita “ izzul Islam
                     wal Muslimin “ (Kejayaan Islam dan ummatnya).

                  B.    Tokoh Pendiri Nahdlatul Ulama.
                           Diantara Ulama tokoh pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama adalah: KH. Hasyim Asy’ari
                     (Tebuireng–Jombang), KH. Abdul Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH.Bisri
                     Syamsuri  (Denanyar-Jombang),  KH.R.Asnawi  (Kudus),  KH.  Makshum  (Lasem-Jawa
                     Tengah), KH.Ridwan (Semarang), KH. Nawawi (Pasuruan), KH. Nahrawi (Malang), KH.
                     Ridwan  (Surabaya), KH. Abdul Aziz (Surabaya), KH. Abdullah Ubaid  (Surabaya), KH.
                     Abdul  Halim  (Cirebon),  KH.  Ndoro  Munthaha  (Bangkalan-Madura),  KH.  Dahlan
                     (Kertosono), KH. Abdullah Faqih (Maskumambang-Dukuh-Gresik).

                  C.    Sebab-sebab Ulama’ Pondok Pesantren mendirikan Nahdlatul Ulama’

                     a.    Penjajahan Belanda.

                            Penjajah  Belanda  menjalankan  siasat  licik  adu  domba  antara  sesame  bangsa
                        Indonesia, terutama antara sesama umat Islam. Mereka yakin bahwa kekuatan umat Islam
                        akan dapat dilumpuhkan apabila terjadi perpecahan .
                        Menghadapi siasat licik tersebut, ulama sepakat menjadikan pondok pesantren sebagai
                        benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan keluhuran budi pekerti
                        umatnya.

                     b.    Berkembangnya Paham Wahabi
                            Pada awal abad ke 19 M, di Indonesia telah berkembang paham Wahabi. Paham
                        tersebut bertentangan dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang sudah mengakar di
                        Indonesia

                  D.   Nilai Dasar Perjuangan Nahdlatul Ulama.
                            Nilai  dasar  perjuangan  Nahdlatul  Ulama  adalah  ajaran  Islam  menurut  faham
                        Ahlussunnah wal Jamaah. Dalam pandangan Nahdlatul Ulama, Ahlussunnah wal Jamaah
                        merupakan ajaran Islam yang murni, yaitu ajaran Islam yang berdasarkan al-Qur’an al
                        Karim, Sunnah Nabi Muhammad SAW dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin.
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18