Page 69 - 64. Batik Kls XI
P. 69
Batik
dari wajan, upayakan badan canting dan I. Lanjutkan dengan menggoreskan can-
tangkainya dalam keadaan mendatar, dan ting pada kain sesuai dengan motif yang
mulut canting miring. sudah terpola pada permukaan kain.
f. Setelah canting terisi lilin cair, usapkan Cara menggoreskannya adalah dengan
badan canting bagian bawah pada bagian cara gerakan arah canting dari bawah ke
tepi wajan, agar kelebihan lilin pada atas. Hal ini dilakukan untuk memper-
canting tidak menetes pada kain batik. mudahkan posisi tangan dalam me-
norehkan malam dan supaya malam
g. Sebelum canting dituliskan pada kain, menempel dengan sempurna diatas kain
terlebih dahulu tiuplah ujung paruh mori.
sampai berbunyi. Jika tidak berbunyi
berarti canting tersumbat oleh kotoran. j. Kerjakan pekerjaan nglowongi sampai
Untuk menghilangkannya masukkan klowongan selesai dalam satu lembar
seutas ijuk pada lubang parung canting kain mori yang merupakan kerangka
dalam kondisi terisi lilin, sampai canting klowongan batikan.
terbuka atau lubang kembali. Pada
proses membatik, posisi paruh canting
lebih rendah, agar lilin batik dapat keluar
dengan lancar. Meniup ujung canting
selain untuk mengecek kelancaran susuk
canting, juga ditujukan untuk menurun-
kan suhu malam atau lilin batik yang ada
didalam canting.
h. Teknik memegang canting, posisi tangkai
canting berada di bawah telapak tangan
dengan jari kelingking tertumpu pada
tapak tangan kiri yang berada di bawah D. Ngisen-iseni
mori. Dengan tujuan agar pada waktu
membatik gerakan tangan lebih kuat,
tidak gemetar yang mengakibatkan hasil
klowongan kurang rapid an kurang luwes
goresannya.
Gambar 3.36. Ngisen-iseni
SUMBER : Dokumentasi Pribadi
Ngisen-iseni berasal dari kata “isi” yaitu
memberi isi atau mengisi. Ngisen-iseni
dengan mempergunakan canting cucuk
kecil yang disebut dengan canting isen.
Gambar 3. 32. Cara memegang canting
SUMBER : Modul Klaster Batik Tulis
64