Page 87 - 64. Batik Kls XI
P. 87

Batik




           susunan  bentuk  dan  warna.  Sedangkan     Batik Klasik merupakan batik dengan motif
           keindahan  filosofi  atau  jiwa  adalah  rasa   tertentu  yang  diciptakan  dilingkungan
           indah yang diperoleh karena susunan arti    kraton,  dan  dalam  penciptaan  motifnya
           atau lambang yang membuat gambar sesuai     memiliki  arti  dan  tujuan  tertentu  yang
           dengan  paham  yang  dimengerti.  Contoh    memiliki makna simbolis dan filosofis yang
           batik klasik adalah jenis motif parang, motif   mengandung  doa  kebaikan  untuk  si
           kawung,  sidomukti,  nitik,  sekar  jagad,   pemakainya.  Batik  klasik  hanya  mengenal
           truntum, ceplok  dan lain-lain.             warna biru, coklat, hitam dan putih saja. Hal
           Batik  klasik  juga  dapat  diartikan  sebagai   ini  dimungkinkan  karena  pada  jaman
           cerminan motif-motif batik pada saat awal   dahulu, nenek moyang kita hanya mengenal
           pembuatan batik dengan perkembangnnya       warna-warna alam saja yang menghasilkan
           yang  masih  menjadi  tolak  ukur  dan  abadi   warna biru (pohon indigo) dan coklat (soga
           sampai saat ini, seperti motif gurda, parang,   tegeran/soga  tingi  dsb)  sedangkan  warna
           banji dan lain sebagainya. Motif-motif batik   hitam  dihasilkan  dari  percampuran  warna
           klasik adalah motif yang lahir di lingkungan   biru  dan  coklat/soga.  Untuk  warna  putih
           keraton. Pada awalnya dulu, batik dengan    adalah  warna  asli  dari  kain  morinya  yang
           motif  klasik,  hanya  diperuntukkan  bagi   tetap  dipertahankan  berwarna  putih
           kaum bangsawan saja, termasuk pemakai-      dengan cara ditembok dengan mengguna-
           annyapun  ada  aturan-atran  tertentu.Pada   kan  malam.  Pada  era  modern  ini,  warna
           masa  awal  dibuatnya  batik,  batik  bukan   sintetis  mulai  dikenal  dan  dipergunakan
           pakaian sembarangan karena banyak sekali    oleh  para  seniman  dan  pengrajin  batik,
           aturan  dalam  pemakaian  motif  batik      karena  lebih  gampang  dan  lebih  cerah
           tertentu,  seperti  si  pemakai  batik,  peng-  warnanya.  Sehingga  kini  meskipun  warna
           khususan  acara,  dan  banyak  lagi.  Namun   batiknya  klasik  namun  untuk  pewarnanya
           seiring dengan perkembangan waktu, saat     sudah banyak yang menggunakan pewarna
           ini  pengkhususan  tersebut  tidak  berlaku   sintetis  meski  masih  ada  juga  beberapa
           seketat  dahulu.  Batik  dengan  motif  klasik   pengrajin  yang  masih  menggunakan  pe-
           sudah lebih bebas siapa saja yang memakai-  warna alam.
           nya, kecuali untuk acara-acara keraton dan
           acara-acara adat lainnya yang masih teguh
           menjaga tradisi, maka peraturan pengguna-
           an kain panjang batik dengan motif klasik
           masih berlaku hingga saat ini. Upacara adat   Batik klasik hanya menerapkan warna putih,
           yang dimaksud diantaranya adalah upacara   biru, coklat dan hitam saja. Hal ini disebabkan
           adat  pernikahan,  upacara  adat  7  bulanan   karena  pada  jaman  dahulu  belum  mengenal
           dan  upacara  adat  lainnya  yang  semuanya   pewarna sintetis, dan hanya mengenal bahan
           masih  menggunakan  motif  batik  klasik   pewarna alami yang hanya menghasilan warna
           dengan  motif  tertentu  dalam  prosesi   biru  dan coklat  saja.
           adatnya.



                                                       Seperti yang telah banyak kita temui bahwa
           Batik  klasik  memiliki  makna  filosofis  dan   tiap  daerah  memiliki  ciri  dan  perbedaan
        makna simbolis yang mengandung doa kebaik-     masing-masing,  tak  terlepas  pula  untuk
        an bagi si pemakainya.                         Yogyakarta dan Solo . Mengenai batik klasik
                                                       ini, meskipun motif batik ini bermuara pada



                                                  82
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92