Page 7 - D:\Kantor ku\5. Stunting\Stunti
P. 7
Namun kenyataan berkata lain. Pada tahun 2013, 4
dari 10 balita; 4 dari 10 anak usia 5-12 tahun; 3 dari 10 remaja
usia 16-18; dan 4 dari 10 orang dewasa mengalami stunting
(Riskesdas, 2013). Pada tahun 2017, keadaan tidak banyak
berubah, 3 dari 10 anak menderita stunting, sedangkan
stunting pada masa anak-anak cenderung menetap pada masa
dewasa. Bukti lainnya menyatakan bahwa rata-rata lama
pendidikan yang dicapai oleh penduduk usia > 15 tahun
adalah 8,4 tahun, artinya peraturan pemerintah no 47 tahun
2008 tentang program wajib belajar 9 tahun belum tercapai
(Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Sebanyak 64% (76,4 juta)
angkatan kerja hanya berpendidikan SMP atau lebih rendah,
dan menurut BPJS biaya kesehatan di Indonesia meningkat
80% dalam kurun lima tahun (2009-2014) (Aida, 2018).
Indonesia menjadi negara yang tidak mempunyai power
untuk bersaing di dunia internasional, skor indeks
pembangunan kualitas manusia (IPM) Indonesia peringkat
113 dari 188. Kondisi-kondisi ini adalah konsekuensi stunting
jangka panjang.
Stunting menyebabkan lost generation, menjadi beban dan
ancaman bangsa di masa depan serta menyebabkan kerugian
negara hingga Rp. 300 trilyun per tahun. Stunting membawa
dampak jangka pendek berupa tingginya risiko morbiditas
dan mortalitas, jangka menengah berupa rendahnya
intelektualitas dan kemampuan kognitif, dan risiko jangka
panjang berupa kualitas sumber daya manusia dan masalah
penyakit degeneratif di masa dewasa.
Penanggulangan masalah stunting adalah PR pemerintah
yang sangat besar, memerlukan kolaborasi dengan berbagai
kementerian dan lembaga terkait. Kesadaran masyarakat
awam yang rendah mengenai dampak stunting menjadi
tantangan tersendiri. Pemerintah terus menerus berupaya
2 STUNTING