Page 59 - PRATIKTO-BETON-KINERJA-TINGGI
P. 59
larutan tersebut selama 16 jam kemudian ditiriskan dan dikeringkan
dalam oven. Proses merendam dan mengeringkan agregat dilakukan
sebanyak lima kali. Setelah itu agregat diuji dengan susunan saringan
penguji. Jika agregat kurang kekal maka pada waktu pengujian akan
mengalami degradasi, akibat mengembang dan menyusut yang
berulang-ulang.
Agregat dinyatakan kekal apabila dari hasil pengujian dengan larutan
Magnesium Sulfat banyaknya agregat yang lolos dari saringan
penguji maksimum 18 %.
G. Kadar Air
Sifat lain pada agregat yang perlu diketahui adalah kadar air. Kadar
air pada agregat dapat berubah-ubah tergantung kondisi agregatnya.
Dalam merancang campuran beton, agregat dianggap dalam kondisi
SSD (saturated surface dried), yaitu kondisi dimana dalam agregat
jenuh dengan air tetapi permukaannya kering.
Pada waktu membuat beton dalam volume yang besar sangat
sulit dan tidak praktis menggunakan agregat dalam kondisi SSD,
maka rancangan campuran harus dikoreksi kembali, karena jika
menggunakan agregat yang basah, tentu air dalam beton akan
berlebihan sehingga faktor air semen naik, yang menyebabkan
kekuatan turun. Demikian pula jika menggunakan agregat yang
kering udara, maka air dalam campuran beton akan banyak diserap
oleh agregat, sehingga beton menjadi kaku, sulit dikerjakan.
Kondisi agregat dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Kondisi basah
Agregat pada kondisi basah kadar airnya tinggi. Dinyatakan basah
apabila agregatnya jenuh dengan air dan air yang ada sampai
menyelimuti permukaan agregatnya. Kondisi ini didapat pada
agregat yang baru diangkat setelah direndam dalam air, atau kena air
39