Page 35 - perlawanan bangsa indonesia_Neat
P. 35

Modul Sejarah Indonesia Kelas XI KD 3.2 dan 4.2



                           didukung oleh para ulama dan bangsawan. Daerah-daerah lain di Jawa ikut berjuang
                           melawan  Belanda.  Kyai  Mojo  dari  Surakarta  mengobarkan  Perang  Sabil.  Antara
                           tahun pasukan Diponegoro mampu mendesak pasukan Belanda.
                                         Dalam menangani perlawanan Diponegoro tersebut, lagi-lagi Belanda
                           menggunakan siasat yang licik. Pada tahun 1827, Belanda mendatangkan bantuan
                           dari Sumatra dan Sulawesi. Jenderal De Kock menerapkan taktik perang benteng
                           stelsel. Taktik ini berhasil mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Banyak
                           pemimpin pasukan Pangeran Diponegoro gugur dan tertangkap. Namun demikian,
                           pasukan Diponegoro tetap gigih. Akhirnya, Belanda mengajak berunding. Dalam
                           perundingan yang diadakan tanggal 28 Maret 1830 di Magelang, Diponegoro
                           disergap. Pada posisi tidak siap perang, pangeran Diponegoro serta pengawalnya
                           dengan mudahnya di sergap, dilucuti dan dimasukkan ke dalam kendaraan khusus
                           residen. Kendaraan ini sudah terlebih dahulu disiapkan oleh pihak Belanda. Dengan
                           pengawalan yang ketat, pasukan Belanda kemudian membawa pangeran

                           Diponegoro
                           menuju Ungaran.
                                       Diponegoro kemudian akan dibawa ke Batavia, sebelum itu dia dibawa
                           terlebih dahulu ke kota Semarang. Tepat pada tanggal 3 Mei tahun 1830, pangeran
                           Diponegoro dan stafnya dibawa ke daerah pembuangan, yaitu di Menado. Pangeran
                           Diponegoro beserta 19 orang termasuk keluarga dan stafnya juga ikut dibuang.
                           Kemudian pada tahun 1834 pangeran Diponegoro dan yang lainnya berpindah ke
                           daerah pembuangan lain, yaitu Makassar. Setelah menjalani masa tawanan selama
                           25
                           tahun, Pangeran Diponegoro kemudian meninggal pada tanggal 8 Januari tahun
                           1855
                           tepatnya saat berusia 70 tahun.
                           d. Perang Banjarmasin





















                                  Perang Banjar diawali dari perebutan takhta yang terjadi di dalam keluarga
                               Kesultanan Banjar. Sultan Adam yang meninggal pada 1857 mewariskan takhta
                           kepada Pangeran Hidayat. Namun, Belanda di bawah Gubernur Jenderal Rochussen
                             ikut campur menentukan pewaris takhta tersebut. Sultan Adam cenderung untuk
                                 memilih Pangeran Hidayatullah. Alasannya memiliki perangai yang baik, taat
                                beragama, luas pengetahuan, dan disukai rakyat. Sebaliknya Pangeran Tamjid
                               kelakuannya kurang terpuji, kurang taat beragama dan bergaya hidup kebarat-
                           baratan meniru orang Belanda. Pangeran Tamjid inilah yang dekat dengan Belanda
                           dan dijagokan oleh Belanda. Belanda menekan Sultan Adam dan mengancam supaya
                                 mengangkat Pangeran Tamjid. Belanda menginginkan Pangeran Tamjid Ullah
                              menjadi sultan karena Belanda mengharapkan izinnya untuk menguasai daerah
                           pertambangan batu bara yang berada di wilayah kekuasaan Pangeran Tamjid Ullah.



                       @2020, Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN               26
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40