Page 78 - Buku Pedoman Akademik SMAK St Louis 1_2022
P. 78
76 SPIRITU ALITA S
01. Kesederhanaan (Simplicitas)
Spiritualitas Vinsensian itu tertuang dalam lima keutamaan :
Inilah keutamaan yang paling dicintai Vinsensius, sebab baginya “Kesederhanaan
adalah Injilku”. Vinsensius mengatakan, “Yesus, Tuhan, mengharapkan kita mempunyai
kesederhanaan seperti seekor merpati.” Artinya, menjadi pribadi yang otentik, tidak
bertopeng/munafik, berterus terang apa adanya, mengatakan apa adanya dan melakukan
segala sesuatu tanpa pamrih serta tulus.
02. Kerendahan Hati (Humilitas)
Yesus bersabda, “Belajarlah dari padaKu, karena Aku lembut dan rendah hati”. Rendah
hati adalah dasar bagi spiritualitas Injil. Kerajaan Allah adalah milik mereka yang miskin
dalam roh. Allah menentang mereka yang angkuh, Dia membangkitkan yang rendah. Kita
perlu menghadap Allah dengan rendah hati dalam doa harian kita dan memiliki sikap
seorang hamba.
03. Kelembutan Hati (Mansuetudo)
Tuhan Yesus bersabda, “Berbahagialah orang yang lembut hatinya, karena mereka itu
akan memiliki bumi.” Vinsensius meyakini sabda Tuhan ini. Dia memenangkan hati kaum
miskin karena kelembutannya yang dikembangkan sebagai hormat mendalam terhadap
pribadi lain, keterbukaan, mudah untuk didekati, dan kehangatan. Vinsensius mengajak
kita menjadi pribadi yang hangat, ramah dan penuh hormat pada sesama.
04. Matiraga (Mortificatio)
Yesus memanggil kita untuk mengikuti Dia bahkan sampai mati, “Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Vinsensius mengenal perintah-perintah Injil ini dengan sangat baik. Kita harus setia
pada tugas kita melayani kaum miskin, dan lebih mengutamakan tugas tersebut saat ada
pilihan-pilihan lain yang lebih menyenangkan.
05. Semangat Menyelamatkan Jiwa-Jiwa (Zelus Animarum)
Begitu Allah mencintai dunia sehingga ia telah mengaruniakan anak-anakNya supaya
setiap orang yang percaya tidak binasa tetapi memperoleh kehidupan kekal (Yoh 3:16).
Yesus datang dengan segala kerendahan hati dan segala diriNya untuk menyelamatkan
jiwa-jiwa yang terlantar. Dengan demikian zelus animarum berarti semangat untuk
menyelamatkan jiwa-jiwa adalah menyelamatkan umat manusia dan menariknya kembali
ke dalam hubungan yang benar dengan Allah. Menurut Vinsensius, keutamaan ini tampil
dalam cinta yang tidak kenal lelah kepada sesama.