Page 120 - Fikih_revisi Kls 8
P. 120

Hibah  dimakruhkan  apabila  tujuannya  adalah  riya‟  (agar  dilihat  orang)  atau

                  sum`ah (didengar orang lain) dan berbangga diri.

                     3     Syarat dan Rukun Hibah


                   Rukun hibah ada empat, yaitu :

                   a.  Orang yang memberi hibah (waahib)

                       Waahib harus memiliki beberapa syarat antara lain:
                       1)  Berhak dan cakap dalam membelanjakan harta, yakni baligh dan berakal.

                       2)  Dilakukan atas dasar kemauan sendiri, bukan karena paksaan dari pihak lain.
                       3)  Dibenarkan melakukan tindakan hukum.

                   b.  Orang yang menerima hibah (mauhuub lahu)
                      Penerima hibah (mauhuub lahu)   disyaratkan sudah ada ketika akad hibah dilakukan.

                      Jika ketika akad berlangsung tidak ada,  atau hanya ada atas dasar perkiraan, seperti

                      janin  yang  masih  dalam  kandungan  ibunya,  maka  tidak  sah  dilakukan  hibah
                      kepadanya. Atau orang yang diberi hibah itu ada  di waktu pemberian hibah, namun

                      dia  dalam  keadaan  terganggu  akalnya,  maka  hibah  tersebut  diambil  oleh  walinya,
                      pemeliharanya atau orang mendidiknya sekalipun dia tidak ada hubungan keluarga.

                   c.  Barang yang dihibahkan (mauhuub)

                      Syarat barang yang dihibahkan (mauhub) antara lain:
                      1)  Milik pemberi hibah (waahib).

                      2)  Barang sudah ada ketika akad hibah berlangsung.
                      3)  Memiliki nilai atau harga

                      4)  Berupa barang yang boleh dimiliki menurut agama.

                      5)  Telah dipisahkan dari harta milik pemberi hibah (waahib)
                      6)  Barang  bisa  dipindahkan  status  kepemilikannya  dari  tangan  pemberi  hibah

                           (waahib) kepada penerima hibah (mauhuub lahu)
                   d.  Akad atau ijab dan kabul.


                     4     Mengambil Kembali Hibah

                     Sebagian besar ulama berpendapat bahwa mencabut hibah itu hukumnya haram, kecuali
                     hibah  dilakukan  oleh  orang  tua  terhadap  anaknya,  sebagaimana  dengan  sabda  Nabi

                     Saw.:






                 104   FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VIII
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125