Page 95 - SKI_revisi Kls 7
P. 95

C.  STRATEGI DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MADINAH







                        Mush’ab bin Umair adalah da’i pertama di sejarah Islam. Sebelum masuk Islam, ia
                  dikenal  sebagai  seorang  pemuda  ganteng  yang  dikenal  sangat  necis.  Namun  sesudah

                  memeluk  Islam,  ia  berubah  sama  sekali.  Ia  memakai  jubah  usang.  Rasullulah  Saw.

                  bersabda:  “Dahulu saya lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh
                  kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada

                  Allah dan Rasul-Nya.”

                        Suatu  saat  Mush’ab  dipilih  Rasulullah Saw. menjadi  duta  atau  utusan  Rasul  ke
                  Madinah untuk mengajarkan ajaran Agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah

                  melakukan  Bai’at di  bukit  Aqabah.  Disamping  itu  mengajak  orang-orang  lain  untuk
                  menganut  agama  Allah,  serta  mempersiapkan  kota  Madinah  untuk  menyambut  hijrah

                  Rasul sebagai peristiwa besar.
                        Ada suatu peristiwa yang dihadapi ketika berdakwah di Madinah. Ketika ia sedang

                  menyampaikan  ajaran  Islam  kepada  orang-orang,  tiga-tiba  disergap  Usaid  bin  Hudlair

                  kepala  suku  kabilah  Abdul  Asyhal  di  Madinah.  Usaid  menodong  Mush’ab  dengan
                  menyentakkan  lembingnya.  Bukan  main  marah  dan  murkanya  Usaid,  menyaksikan

                  Mush’ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewengkan anak buahnya dari agama
                  mereka, serta mengemukakan Allah Yang Maha Esa yang belum pernah mereka kenal dan

                  dengar sebelum itu.
                        Ketika  melihat  kedatangan  Usaid  bin  Hudlair  yang  murka  bagaikan  api  sedang

                  berkobar, orang-orang Islam yang duduk bersama Mush’ab merasa kecut dan takut. Tetapi

                  Mush’ab bin Umair tetap tinggal tenang dengan air muka yang tidak berubah.
                        Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid berdiri di depan Mush’ab dan Sa’ad bin

                  Zararah,  bentaknya:  “Apa  maksud  kalian  datang  ke  kampung  kami  ini,  apakah  hendak

                  membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa
                  kalian melayang!”

                        Dengan  tenang  terpancarlah  ketulusan  hati,  Mush’ab  mengeluarkan  ucapan  halus,
                  katanya “Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai

                  nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang
                  tidak anda sukai itu!”




                81 Sejarah Kebudayan Islam MTs Kelas VII
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100