Page 7 - MODUL 2 SENI TARI
P. 7

pertunjukannya  menggunakan  penari  perempuan  yang  mendapat  perlakuan  tidak  sopan  dari

               penonton  yang  ikut  menari.  Kondisi  ini  membuat  Raden  Sambas  Wirakoesuma,  seorang
               bangsawan dari Sunda, mulai menata tari tayub di Priangan (Sunda) dengan kaidah moral, bahkan

               tari Tayub ini dijadikan sebagai salah satu pelajaran di sekolah khusus raja di Bandung (Narawati.
               2003). Lambat laun tari Tayub di Tanah Priangan ini menjadi sebuah tari hiburan yang paling

               digemari oleh kaum bangsawan, hingga mereka sengaja mempelajari gerak Tayub (Ibing Tayub)

               melalui kursus. Oleh karena itu, saat ini tari tayub sering dikenal juga dengan istilah tari Kerseus
               yang berasal dari kata courses.

               Selain di lingkungan istana, tari hiburan juga tumbuh dan berkembang di lingkungan luar istana,
               seperti tari  Bajidoran  dari Jawa  Barat, joget  bumbung  dari  Bali,  tari  lengso  dari Maluku, tari

               gandrung  dari  Banyuwangi,  tari  yosim  pancar  (Yospan)  dari  Papua,  dan  masih  banyak  lagi.

               Umumnya  tari  hiburan  dilakukan  secara  kelompok  atau  massal,  dan  terjadi  interaksi  antara
               penonton dan penari. Oleh karena itu tari hiburan juga sering disebut sebagai tari pergaulan karena

               merupakan salah satu media komunikasi sosial.

























                                              Gambar 1.12 Tari Yospan Papua
   2   3   4   5   6   7   8   9   10