Page 8 - MODUL 2 SENI TARI
P. 8
3. Seni Tari Sebagai Pertunjukan
Tari sebagai pertunjukan harus mempertunjukkan sesuatu yang bernilai seni tinggi dan berusaha
untuk menarik perhatian penonton. Tari harus dipersiapkan secara sungguh-sungguh, karena dapat
dikomersilkan. Sebuah karya tari yang berfungsi sebagai tari pertunjukan, memerlukan biaya yang
tidak sedikit, sehingga pada umumnya untuk mengganti dana produksi tersebut, penonton harus
membeli karcis untuk menyaksikan pertunjukannya (Soedarsono, 2002). Adapun tari yang
ditampilkan sebagai tari pertunjukan adalah tari yang diciptakan oleh koreografer secara khusus,
sesuai dengan kebutuhan tema pertunjukan, seperti untuk ujian akhir mahasiswa seni tari atau
pertunjukan tari tradisional dalam sebuah misi budaya, pariwisata ataupun pertunjukan tari.
Sebuah tarian sakral seperti tari Bedaya yang sejatinya berfungsi sebagai tarian ritual, dapat
dikategorikan sebagai tari pertunjukan. Dengan catatan tarian yang dipertunjukan harus
menyesuaikan dengan kriteria waktu pertunjukan. Jika tari Bedaya sebagai tari upacara berdurasi
60 menit, maka sebagai tari pertunjukan, durasi tarian dapat dipersingkat menjadi 7 menit. Begitu
pula dengan tari tradisonal lainnya. Tari untuk pertunjukan akan sangat memperhatikan nilai-nilai
keindahan dalam segi gerak, tata rias, tata busana dan tata teknik pentasnya. Dalam tari yang
berfungsi sebagai tari pertunjukan, penonton tidak dapat ikut menari. Interaksi antara penonton
dan penari dimungkinkan terjadi, jika hal tersebut menjadi sebuah konsep pertunjukan yang sudah
direncanakan. Berikut merupakan contoh tari yang berfungsi sebagai pertunjukan
Gambar 1.13 Tari Kreasi Papua yang dipertunjukan pada Festival Budaya di Bulgaria