Page 24 - Bangga Jadi Anak Indonesia – Kumpulan Cerpen Karya Murid SD di Kabupaten
P. 24

SEPATU DAN PEMBELINYA


                                                 Oleh : Dewi Rahma Dani


                   Pagi yang cerah, di pasar Bu Rina dan Bu Indri sedang mencari-cari sepatu di
               tempat yang sama.
                   “Bu, ini berapa harganya?” Tanya Bu Rina sambil menunjukan sepatu yang ia sukai
               pada penjual.
                   “Hanya Rp 500.000,- Bu”
                   “Mahal sekali!” kata Bu Rina kaget.
                   Bu Indri yang dari tadi mencari sepatu namun belum menemukan sepatu yang ia
               suka langsung menyambar sepatu di tangan Bu Rina lalu ditawarnya dengan harga
               Rp 700.000,-.
                   Karena emosi, Bu Rina mendorong Bu Indri hingga terjatuh. Tentu saja pedagang
               sepatu kaget dan melerai dua ibu yang sedang emosi tersebut. Tetapi Bu Rina malah
               mendorong lagi pedagang hingga terkapar didinding.
                   “Kamu dorong saya?” Tanya Bu Indri dengan emosi setelah bangkit akibat terjatuh.
                   “Iya, kenapa?” Kata Bu Rina.
                   “ Ibu mau didorong seperti ini juga?” Tanya Bu Indri.
                   “ Ya tidaklah. Seorang Ibu kan harusnya dihormati.” Ibu Rina semakin emosi.
                   “Lalu kenapa kau tidak menghormatiku yang juga seorang Ibu?”
                   Pedagang yang dari tadi memperhatikan tingkah dua ibu yang sedang berdebat dan
               tidak terima dengan perlakuan salah satunya karena telah mendorongnya kemudian
               bertanya.
                   “Mengapa tadi kau mendorongku?”
                   “Itu karena ibu sudah ikut campur dengan urusan kami. Sebagai pedagang mestinya
               ibu tidak mencampuri urusan pembeli.” Jawab Bu Rina yang kemudian dipedulikan
               oleh pedagang.
                   Ibu Rina  semakin  menjadi-jadi  dengan  amarahnya,  sampai  menuduh  Bu Indri
               sebagai orang kaya yang sombong.
                   “Sekaya-kayanya manusia, tidak ada yang sebanding dengan kekayaan Allah. Dan
               sepandai-pandainya manusia, pasti akan mendapat balasan dari Allah Subhana Wa
               Ta’ala.” Kata Bu Indri dengan nada yang mulai rendah.
                   “Jangan ceramah disini!” Bentak Bu Rina.
                   Tanpa berpikir panjang lagi Bu Indri mengulurkan tangannya kepada Bu Rina dan
               meminta maaf atas kesalahannya.  Tetapi  Bu Rina  tidak peduli.  Bahkan  memukul
               tangan Bu Indri. Sungguh heran Bu Indri atas sikap Bu Rina yang tidak bisa memaafkan
               kesalahannya.
                   “Jika semua orang di dunia ini tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain, sungguh
               pasti Allah tidak akan memaafkan kesalahannya. Kita semua hidup di dunia hanya
               sementara dan di akhiratlah kehidupan yang kekal abadi. Maka dari itu berbuat baiklah
               di dunia, semua yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan  di akhirat kelak.”
               Kalimat panjang ini hanya ada dalam hati Bu Indri.
                   Bu Rina kembali memanggil pedagang sepatu.



                                                           13
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29