Page 155 - Modul PJJ Bahasa Indonesia Kelas 8 Semester Genap-ok
P. 155
Namun, malangnya, tak ada lagi tumpukan jerami yang bisa dikais.
***
Pundak legam yang menyembulkan tulang itu dihinggapi pikulan yang bebannya
hampir menutupi semua tubuhnya. Ikatan-ikatan padi yang belum dirontokkan
dengan sigap ia pikul ke pinggir jalan, ditumpuk sebelum diangkut ke rumah
pemilik sawah. Beberapa yang lainnya sibuk memukul batang-batang padi ke
papan perontok.
Sejak Subuh ia membantu panen itu, disuruh oleh Haji Dahmur menyabit batang-
batang padi, tetapi tidak untuk merontokkannya. Buruh lain yang lebih sigap
diminta untuk merontokkan padi. Hampir dua petak selesai ia potong, mereka
diminta berhenti untuk menikmati sarapan yang dibawakan anak pemilik sawah.
Para buruh makan bersama, pemilik sawah masih tetap berdiri di kejauhan
menunggu mereka selesai menyantap.
Ia teringat perut-perut lapar yang ia tinggalkan masih lelap sebelum Subuh tadi. Ia
hanya menyantap sedikit, lalu bergegas mencari daun pisang untuk membungkus
bagiannya dan digantung di atas bale-bale tengah sawah itu. Sementara yang lain
tetap dengan lahapnya menghabiskan bagian mereka.
Ia pun kembali melanjutkan menyabit batang-batang padi untuk genap dua petak
yang harus segera ia selesaikan. Buruh yang lain tengah asyik mengepulkan asap
dari pilinan tembakau. Hal yang sudah lama tak ia nikmati semenjak tak banyak
yang panen dan tak banyak pula yang mengupah dengan uang.
Hari beranjak sore, ia dan para buruh lainnya sudah menyelesaikan tugas masing-
masing di sawah Haji Dahmur. Bulir-bulir sudah dimasukkan ke dalam karung.
Timbangan pikulan sudah disiapkan. Anak pemilik sawah bersiap sebagai tukang
catat. Ia pun diminta menjadi pemanggul timbangan di sisi yang lain.
Karung-karung besar penuh bulir padi itu dipikul berdua, kaitan timbangan
disusupkan ke tali yang melingkari karung. Buruh yang lainnya bertugas
menyesuaikan batu pemberat di tongkat timbangan. Selesai itu, ia diberi dua ikat
padi oleh pemilik sawah.
Matanya berbinar, mengucap terima kasih kepada pemilik sawah atas upah padi
tersebut. Ia pun bergegas ke bale-bale tempat bungkusan daun pisangnya
tergantung. Semut begitu ramainya, membuat kesal hatinya. Ia pun membuka
bungkusan daun pisang itu, menyingkirkan semut-semut yang masih berkerubung,
lalu menggantinya dengan daun pisang yang lain. Isinya sudah tercium agak
147
BAHASA INDONESIA | VIII | GENAP