Page 2 - COBA-COBA
P. 2
berbentuk angka yang diketahui jumlahnya dan dapat dihitung. Data yang diperoleh akan dianalisis
secara deskripsi kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian siswa pada KD
3.4 yaitu materi suhu, pemuaian dan kalor. Data kuantitatif diperoleh melalui evaluasi pembelajaran
siswa setelah mengikuti pembelajaran sesudah penyajian power point. Pendeskripsian data efektivitas
nilai ulangan harian kelas VII dilakukan dalam bentuk persen, dengan rumus :
Jumlah bagian
% = × 100%
Jumlah keseluruhan
(Asrilia Kurniasari et al., 2020)
Setelah didapatkan data efektivitas nilai ulangan harian kelas VII, kemudian dicari
keefektivannya untuk setiap kelas.
Hasil dan Pembahasan
Analisis nilai yang digunakan berupa nilai ulangan harian pada mata pelajaran IPA pada KD 3.4
yaitu materi suhu, pemuaian dan kalor. Analisis nilai ulangan IPA kelas VII SMP Muhammadiyah 1
Pekanbaru dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Analisis nilai ulangan IPA kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru
No Kelas Rata-Rata Keefektifan
1 VII-1 58 58,66 %
2 VII-2 73,4 73,4 %
3 VII-3 61,1 61,1 %
Adapun kriteria keefektivan nilai ulangan IPA kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru
dapat dilihat di tabel 2.
Tabel 2. Kriteria keefektivan nilai ulangan IPA kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru
No Kriteria Kualifikasi
1 80% - 100% Sangat baik
2 60% - 79% Cukup baik
3 50% - 59% Kurang baik
4 49% Tidak baik
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan hasil nilai ulangan siswa kelas VII yang merupakan tingkat
pencapaian dan kualifikasi keefektifan pada tabel 2. Hasil yang didapat adalah kelas VII-1 memiliki
nilai rata–rata 58 yang artinya berada pada kriteria 50 % - 59% sehingga berada pada kualifikasi kurang
baik, untuk kelas VII-2 memiliki nilai rata–rata 73,4 yang artinya berada pada kriteria 60% - 79%
sehingga berada dalam kualifikasi cukup baik, untuk kelas VII-3 memiliki nilai rata–rata 61,1 sehingga
berada pada kualifikasi cukup baik karna terdapat pada range kriteria 60%-79%. Ulangan tiap
kompetensi dasar (KD) bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang
dipelajari selama pembelajaran dalam jaringan (daring), namun dari hasil analisis menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan. Hal ini disebabkan siswa belum memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 memiliki nilai yang lemah pada setiap ulangan
KD. Hal ini di dukung dari ketidak pahaman siswa mengenai KD yang diajarkan oleh guru atau ada
faktor lain yang menyebabkan hal tersebut. Selain itu sesuai dengan pendapat lain mengenai indikator
keefektifan dalam pembelajaran yaitu komunikasi yang baik, terarah dan konsisten, pemilihan materi
yang tepat, penyampaian materi yang menyenangkan, respon positif siswa, penghargaan yang diberikan
pengajar untuk menambah semangat siswa, pendekatan pengajar dengan siswa dan mencoba membuat
suasana kelas menjadi aktif, dan hasil belajar yang meningkat.
Faktor lingkungan menjadi faktor utama ketidakefektifan pembelajaran daring karena lingkungan
keluarga yang tidak mendukung seorang siswa akan sulit mengikuti pembelajaran daring dan faktor
lingkungan lainnya seperti teman sebaya yang mengajak untuk bermain sehingga siswa lalai dalam
mengikuti pembelajaran daring. Selanjutnya faktor pribadi siswa, yaitu siswa tersebut yang rajin atau