Page 11 - FLip IPS
P. 11
dan tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun
penggunaan kekuasaan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan
politik suatu negara.
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai,
seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum,
ataupun lain-lain cara damai menurut pilihan pihak-pihak yang
bersangkutan yang sesuai dengan Piagam PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
b. Pendiri Gerakan Non-Blok
Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan
besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi
pada masa Perang Dingin. Agar negara-negara berkembang tidak terkena
pengaruh Blok Barat maupun Blok Timur, didirikan organisasi Gerakan Non-
Blok.
Negara-negara anggota Gerakan Non-Blok adalah negara-negara yang
tidak memihak pada Blok Barat maupun Blok Timur. Gerakan Non-Blok
(GNB) didorong oleh semangat Dasasila Bandung. Gerakan ini diprakarsai
oleh Ir. Soekarno (Indonesia), Joseph Bros Tito (Yugoslavia), Gamal Abdul
Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), dan Kwame Nkrumah
(Ghana). Organisasi yang didirikan pada tanggal 1 September 1961 ini
PHQ\HOHQJJDUDNDQ .RQIHUHQVL 7LQJNDW 7LQJJL , .77 , GL %HRJUDG
Yugoslavia pada tanggal 1–6 September 1961.
Sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok, Indonesia memiliki peran
yang besar dalam organisasi ini. Indonesia pernah menjadi Ketua Gerakan
Non-Blok pada tahun 1992–1995. Saat menjadi Ketua Gerakan Non-Blok,
Indonesia banyak memberikan sumbangan nyata bagi perdamaian dunia,
VDODK VDWXQ\D DGDODK SHQ\HOHVDLQ NRQÀLN %RVQLD +HU]HJRYLQD ,QGRQHVLD
juga pernah menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta yang
dihadiri oleh 106 negara.