Page 44 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 DESEMBER 2019
P. 44

Title          90.000 BURUH PABRIK ROKOK KENA PHK, GAPRINDO KELUHKAN REGULASI YANG SEMAKIN
                              EKSESIF
               Media Name     tribunnews.com
               Pub. Date      24 Desember 2019
               Page/URL       https://www.tribunnews.com/bisnis/2019/12/24/90000-buruh-pabrik-rokok- kena-phk-
                              gaprindo-keluhkan-regulasi-yang-semakin-eksesif
               Media Type     Pers Online
               Sentiment      Negative










               JAKARTA -  Industri Hasil Tembakau (IHT) masih menjadi salah satu industri yang
               berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia meski beberapa tahun
               belakangan, volume produksi industri ini menunjukkan tren turun.

               Jumlah pabrikan IHT skala kecil hingga menengah dan besar saat ini hanya tersisa
               sekitar 700 perusahaan. Padahal di 2007 masih terdapat lebih dari 4.000-an
               pabrikan. Penurunan ini berdampak pula serapan tenaga kerja yang sejak 2014,
               lebih dari 90 ribu tenaga kerja pabrik tembakau mengalami pemutusan hubungan
               kerja (PHK).


               Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (GAPRINDO)  Muhaimin Moeftie
               menyatakan, iklim usaha IHT kini semakin tidak kondusif dengan hadirnya
               peraturan-peraturan yang kian eksesif yang menurutnya semakin menekan industri
               ini lebih lanjut.

                Salah satu isu yang kini tengah menjadi pembahasan luas dan menambah
               keresahan para pelaku IHT adalah proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
               109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
               Produk Tembakau Bagi Kesehatan.

                Revisi yang digagas tim Kementerian Kesehatan tanpa pelibatan pelaku usaha
               tersebut mencakup beberapa poin perubahan yang berdampak pada
               keberlangsungan IHT.

                Sejumlah poin perubahan antara lain perubahan ukuran gambar peringatan
               kesehatan dari 40 persen menjadi 90 persen dari total kemasan; pelarangan
               penggunaan bahan tambahan; dan pelarangan iklan di sejumlah media.

               Kementerian Kesehatan berpendapat, revisi akan membantu mengurangi angka
               prevalensi perokok, khususnya dari kalangan anak-anak dan remaja.

               Namun, proses pembahasan revisi sudah mendapat penolakan dari para pelaku
               industri serta asosiasi. Selain Kementerian Kesehatan dinilai tidak terbuka
               menyampaikan latar belakang perlunya revisi atas PP No.109 Tahun 2012, para
               pemangku kepentingan seperti asosiasi industri, asosiasi petani, pedagang, hingga
               konsumen merasa tidak pernah dilibatkan dalam prosesnya.




                                                       Page 43 of 94.
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49