Page 156 - Kelas_11_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 156

8.  Perang Batak


                                            Kita  semua  juga  sudah  sangat  familier
                                            mendengar kata Batak. Batak merupakan nama
                                            kawasan  sekaligus  nama  suku,  Suku  Batak.
                                            Ada  beberapa  kelompok  Batak  misalnya  ada
                                            Batak  Toba,  Batak  Karo,  Batak  Simalungun,
                                            Batak Mandailing, dan Batak Pakpak. Sekarang
                                            masyarakat Batak tersebar di berbagai daerah
                                            di Indonesia. Mereka banyak yang bergerak dan
                                            berperan di bidang hukum.

                 Sumber:  Jejak-Jejak  Pahlawan:
                 Dari   Sultan   Agung   hingga   Secara  historis-sosiologis  masyarakat  Batak
                 Hamengku Buwono IX, 1992.  menarik  untuk  dikaji.  Secara  sosiologis  kita
                 Gambar 2.36 Sisingamangaraja   mengenal bagaimana struktur masyarakat Batak
                 XII.
                                            itu. Basis masyarakat Batak sebenarnya berada
                 di  daerah-daerah  kompleks  perkampungan  yang  disebut  dengan  huta.
                 Huta adalah bentuk kesatuan ikatan-ikatan kampung yang dalam berbagai
                 aspek kehidupan berdiri sendiri-sendiri. Setiap kesatuan huta didiami oleh
                 satu  ikatan  kekerabatan  yang  disebut  marga.  Dalam  strukturnya,  di  atas
                 huta atau gabungan dari beberapa huta terbentuk horja dan gabungan dari
                 beberapa horja terbentuk bius. Kesatuan dari beberapa bius itu terbentuklah
                 satu wilayah kerajaan. Kerajaan masyarakat Batak yang dipimpin oleh Raja
                 Sisingamangaraja,  pusat  pemerintahannya  ada  di  Bakkara.  Sejak  tahun
                 1870 yang menjadi raja adalah Patuan Bosar Ompu Pulo Batu yang bergelar
                 Sisingamangaraja  XII.  Pada  tahun  1878  Raja  Sisingamangaraja  XII  angkat
                 senjata memimpin rakyat Batak untuk melawan Belanda.

                 a. Mengapa terjadi Perang Batak?


                 Perlu diketahui bahwa setelah Perang Padri berakhir, Belanda terus meluaskan
                 daerah  pengaruhnya.  Belanda  mulai  memasuki  tanah  Batak  seperti
                 Mandailing, Angkola, Padang Lawas, Sipirok bahkan sampai Tapanuli. Hal ini
                 jelas merupakan ancaman serius bagi kekuasaan Raja Batak, Sisingamangaraja
                 XII.  Masuknya  dominasi  Belanda  ke  tanah  Batak  ini  juga  disertai  dengan
                 penyebaran  agama  Kristen.  Penyebaran  agama  Kristen  ini  ditentang  oleh
                 Sisingamangaraja XII karena dikhawatirkan perkembangan agama Kristen itu
                 akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang
                 telah ada secara turun temurun. Untuk menghalangi proses Kristenisasi ini,






                 148    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161