Page 174 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan (z-lib.org)_Neat
P. 174

mit. Di malam hari ia memimpikannya bagaikan mimpi buruk, sebab
                 Kliwon akan terbangun secara tiba-tiba dengan tubuh kaku, keringat
                 bercucuran dan napas tersengal-sengal. Lama kelamaan, hubungan
                 mereka yang dingin dan sebatas berjalan-jalan pergi dan pulang seko-
                 lah mencapai krisis. Kliwon sungguh-sungguh tak tahan menghadapi
                 kenyataan bahwa hidupnya akan dihabiskan hanya dengan cara seperti
                 itu. Suatu hari akhirnya ia ambruk dalam demam, hari pertama ia tak
                 mengantar gadis itu: ia sebenarnya mencoba untuk pergi tapi ia hanya
                 mampu bergerak sampai pintu depan rumah. Mina menyeret anaknya
                 ke tempat tidur, membaringkannya di sana, mengompres dahinya de-
                 ngan air dingin, sambil menyanyikan kidung-kidung pemberi se mangat
                 sebagaimana ia nyanyikan jika Kliwon demam di waktu kecil.
                    ”Bersabarlah,” kata ibunya, ”tujuh tahun lagi ia telah cukup besar
                 untuk mencintaimu.”
                    ”Masalahnya,” Kliwon menyahut pelan, ”aku keburu mati karena
                 demam cinta sebelum hari itu datang.”
                    Ibunya mencoba mendatangi beberapa dukun dan mereka menawar-
                 kan berbagai ramuan, dan mantera, yang sanggup membuat seseorang
                 jatuh pada cinta buta. Ibunya tak menginginkan ramuan atau mantera
                 seperti itu. Kliwon akan mengamuk jika mengetahui bahwa ia mem-
                 peroleh cinta seorang gadis karena bantuan dukun. Ia hanya mencari
                 ramuan, atau mantera, yang sanggup membendung hasrat cinta me-
                 ledak-ledak anaknya.
                    ”Yang seperti itu tak pernah ada,” kata dukun terakhir, setelah semua
                 dukun mengatakan hal yang sama.
                    ”Jadi apa yang harus kulakukan?”
                    ”Menunggu sampai segalanya jelas: ia memperoleh cintanya atau
                 pulang dengan sakit hati di dada.”
                    Ketika Kliwon telah hampir sembuh dari demamnya, Mina mem-
                 bawa Kliwon pada suatu tamasya kecil. Ia mencoba resep tradisional
                 pengobatan: membuatnya bahagia. Mina mengajaknya berjalan-jalan
                 sepanjang pantai, duduk-duduk di taman wisata sambil memberi makan
                 rusa dan monyet-monyet. Ia mencoba mengajaknya bicara segala hal,
                 kecuali tentang gadis kecil bernama Alamanda itu, memanjakannya
                 seolah Kliwon bocah enam tahun.

                                             167





        Cantik.indd   167                                                  1/19/12   2:33 PM
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179