Page 263 - EBOOK_100 Tokoh Yang Mengubah Indonesia
P. 263

ia sematkan di dada, melainkan disimpan di kantong
          belakang celananya.  Alhasil, setiap serdadu Belanda
          yang  melihatnya  tidak  menghormat  kepada  Tjipto,
          melainkan  ke  arah  pantatnya.  Tjipto  akhirnya  me­
          ngembalikan bintang penghargaan itu kepada peme­
          rintah  f3elanda,  setelah  permintaannya  untuk  mem­
          berantas  pes  di  daerah  Solo  ditolak.  Penolakan  itu
          semakin membulatkan tekadnya untuk masuk dalam
          kancah  revolusi.
              Dilahirkan  pada  1886  di  Desa Pecangan, Jepara,
          Jawa Tengah, Tjipto menamatkan studi di School Ter
          Opleiding van Indische Artsen (Stovia)  atau Sekolah
          Dokter Bumiputra,  di Jakarta.  Dokter yang akhimya
          menjadi  tokoh  nasionalis  radikal  ini  sejak  remaja
          sudah menaruh perhatian  terhadap  perbaikan nasib
          bangsanya.  Pada usia 21 tahun, dr. Tjipto sudah me­
          nulis artikel yang mengkritik kebangsawanan. Artikel
          yang  ia  buat itu  sering  dimuat  antara  lain  di  harian
          De  Locomotief,  Semarang.  Dijuluki  "Bapak  Kemerde­
          kaan  Indonesia",  sikap  egalitarianisme  Tjipto  telah
          mengilhami  seman gat  kemerdekaan  dalam  makna
          luas. Meski selalu berpakaianJawa, watak Tjipto jauh
          dari feodalisme. Ia selalu  menyuarakan tentang per­
          samaan  hak  di  an tara  warganegara.
              Darah pemberontak leluhumya yang terlibat da­
          lam Perang Diponegoro menurun ke dalam nadinya.
          Ia  tidak  hanya  melahirkan  tulisan-tulisan  garang,
          tapi juga tekun turun ke desa-desa memberi ceramah
          dan menggalang pemogokan. Ia tergolong pemimpin
          pergerakan  yang  menolak  politik  kooperatif.
              Indische Partij ia dirikan bersama Ernest Douwes
          Dekker  dan  Soewardi  Soerjaningrat,  1912.  Partai

          246
   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267   268