Page 46 - C:\Users\nia arzianova\OneDrive\Documents\Flip PDF Corporate Edition\Modul Seni Rupa 12\
P. 46

Untuk menjawab pertanyaan no 31 – 35 bacalah wacana berikut :

                                                  Patung Arjuna Wijaya


















                              Menurut Nyoman Nuarta, pembangunan patung Arjuna Wijaya
                       dilatarbelakangi kunjungan kenegaraan Presiden Soeharto ke Turki
                       pada  tahun  1987,  dimana  dia  melihat  banyak  monumen  yang
                       menjelaskan  tentang  cerita-cerita  masa  lalu  Turki  di  jalan-jalan
                       protokolnya.  Presiden  Soeharto  menyadari  hal  tersebut  tidak  dia
                       jumpai  di  ruas  jalan-jalan  protokol  di  Jakarta,  sehingga  dia
                       menggagas pembangunan sebuah monumen yang memuat filsafat
                       Indonesia.  Melalui  Nyoman  Nuarta  akhirnya  kisah  Perang
                       Baratayuda  digunakan  sebagai  ide  di  balik  wujud  akhir  patung
                       tersebut.
                              "Arjuna  Wijaya"  sendiri  berarti  "kemenangan  Arjuna",  yang
                       menceritakan  kemenangannya  dalam  membela  kebenaran  dan
                       keberaniannya,  simbol  apresiasi  terhadap  sifat-sifat  kesatrianya.
                       Patung  Arjuna Wijaya merupakan  patung yang merupakan simbol
                       bahwa  hukum  harus  ditegakan  tanpa  pandang  bulu.  Hal  ini
                       dilatarbelakangi salah satu episode dalam cerita Bharatayuddha di
                       mana  Arjuna  bertempur  melawan  Adipati  Karna  yang  merupakan
                       saudaranya  sendiri.  Menurut  Nyoman  Nuarta,  dalam  epos
                       Mahabharata,  Arjuna  pada  awalnya  ragu  karena  yang  dilawannya
                       adalah saudaranya sendiri, tetapi dia harus menentukan sikap demi
                       kebaikan orang yang lebih banyak, dia harus mengalahkan Adipati
                       Karna yang berdiri di pihak Kurawa
                              Delapan  kuda  yang  menarik  kereta  perang  tersebut
                       melambangkan delapan filsafat kepemimpinan sesuai alam semesta,
                       yang disebut "Asta Brata" yaitu : Kisma (bumi), Surya (matahari),
                       Agni (api), Kartika (bintang), Baruna (samudera), Samirana (angin),
                       Tirta (hujan), dan Candra (bulan). Tampilan kuda-kuda Asta Brata
                       ini telah menjadi ciri tersendiri bagi Patung Arjuna Wijaya, dimana
                       sebagian patung kuda memperlihatkan bentuk bagian tubuh yang
                       utuh,  tetapi  sebagian  lagi  berbagian  tubuh  transparan.  Menurut
                       Nyoman Nuarta, jumlah patung kuda Asta Brata yang sesungguhnya
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51