Page 30 - Penuntun Praktikum Produksi Tnk PTG - Maret 2023
P. 30
Sebaliknya, pada suhu lingkungan yang lebih rendah, ternak akan membutuhkan
makanan karena hewan peliharaan membutuhkan panas ekstra. Ternak peliharaan
mengatur suhu tubuh dan membuang panas berlebih melalui radiasi, konduksi,
konveksi, dan penguapan.
Konsumsi ternak juga dipengaruhi palatabilitas (tingkat kesukaan) ternak
terhadap pakan. Palatabilitas ternak dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kimiawi
yang dimiliki oleh bahan pakan tersebut dan tercermin dalam bentuk organoleptik,
(bau/aroma, rasa, tekstur dan warna). Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan
merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
Ternak ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada
asin/pahit. Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan
mengandung unsur nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi. Pada ruminansia, nafsu
makan merangsang sistem saraf pusat (hipotalamus) yang merangsang keadaan
lapar. Hewan peliharaan akan mencoba memperbaiki situasi ini dengan
mengonsumsi makanan. Dalam hal ini terkadang terjadi konsumsi berlebihan yang
membahayakan hewan itu sendiri.
Keadaan fisiologis ruminansia seperti umur, jenis kelamin dan kondisi fisik
(buting atau tidak ternak) sangat mempengaruhi konsumsi pakannya. Kandungan
zat nutrisi yang sangat mempengaruhi asupan makanan adalah kandungan energi
dalam makanan. Semakin tinggi kandungan energi dalam makanan maka, semakin
rendah konsumsi pakan dan sebaliknya konsumsi pakan akan meningkat jika
kandungan energi yang terkandung dalam pakan rendah. Demikian juga bentuk
pakan, yang mana ternak ruminansia lebih suka pakan pakan pellet dan hijauan
yang dicacah lebih kecil seperti hijauan dengan ukuran 3 – 5 cm.
27