Page 411 - Toponim sulawesi.indd
P. 411

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  397

                 berasal usul dari sebuah kampung yang bernama Kampung Mamunyu yang

                 dibelah juga oleh Sungai Mamuju, bermuara di Teluk Mamuju.

                      Menurut keterangan tokoh masyarakat  setempat,  kata Mamuju
                 berasal dari perkataan atau penyebutan seorang yang bernama La Salaga,

                 seorang putra keturunan percampuran suku Mamuju dan suku Bali. Mamuju
                 berasal dari kata “MUJU” yang berarti buah, lalu ditambahi dengan kata

                 “MA” sebagai sebuah imbukan untuk menunjukkan kata kerja. Ma Muju
                 berarti melakukan  perdagangan  buah-buahan  yang banyak dihasilkan
                 oleh tanah yang berada di kawasan mamuju. Perdagangan yang dilakukan

                 dengan cara barter di pinggir Pantai Mamuju membuktikan  bahwa di daerah
                 ini mempunyai potensi buah-buahan yang banyak untuk diperdagangkan.

                 Menurut  Buku  Sejarah  Mamuju  dikatakan  bahwa  “mamunyu berarti
                 lembut, sopan santun atau halus budi pekerti dan bahasa.”    Kelembutan
                                                                        28
                 ini mencerminkan karakteristik maupun tingkah  laku masyarakat mamuju

                 dalam peradaban dan kebudayaannya.

                      Kelembutan peradaban dan kebudayaan dapat  dilihat dari salah
                 satu bentuk prosesi peradaban dan kebudayaan yang sering dilaksanakan

                 di  Mamuju  seperti adat “sayyang  pattudu.”  Sayyang pattudu (kuda
                 menari) atau kadang orang menyebutnya sebgai  to messawe (orang

                 yang mengendarai) merupakan acara yang diadakan dalam rangka untuk
                 mensyukuri anak-anak yang khatam (tamat) Alquran. Bagi suku Mamuju
                 di Kota mamuju Sulawesi Barat tamat Alquran adalah sesuatu yang sangat

                 istimewa, dan perlu  disyukuri  secara  khusus  dengan  mengadakan pesta
                 adat sayyang pattudu. Pesta ini diadakan sekali dalam setahun, biasanya
                 bertepatan  dengan bulan  Maulid/Rabiul  Awwal. Masyarakat  Mamuju

                 menampilkan atraksi kuda berhias yang menari sembari ditunggangi anak-
                 anak yang sedang  mengikuti  acara tersebut. Bagi masyarakat  Mamuju,
                 khatam Alquran dan upacara adat sayyang pattudu memiliki pertalian yang

                 28  Ince  Abd. Rachman  Thahir, Selayang  Pandang  Sejarah  Adat Kabupaten  Mamuju
                    (Mamuju: 2006), hlm. 1
   406   407   408   409   410   411   412   413   414   415   416