Page 21 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 21

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                bisa juga dilihat sebagai sebuah historical discourse.  Demikian juga halnya
                dengan  pidato  pembelaan,  pleidooi  Bung  Karno,  Indonesie  klaagt  aan,
                Indonesia  Menggugat  (  1930).  Pidato  pembelaan  tokoh  nasionalis
                terkemuka  ini  berkisah  juga—meskipun  dengan  memetik  penemuan
                ilmuwan  asing--tentang    kemelaratan  rakyat  karena  dihisap  oleh
                kolonialisme yang kapitalistik.

                        Kedua pidato-pembelaan itu bukan saja menggugat keabsyahan
                moral  dari  kolonialisme,    tetapi  juga  menyatakan    keabsahan  historis
                dari pergerakan nasionalisme Indonesia. Tidak kurang pentingnya kedua
                buku  pembelaan  ini,  seperti  juga  berbagai  karya  lain  yang  ditulis  oleh
                para pentolan pergerakan kebangsaan, menyampaikan    visi masa depan
                bangsa.
                        Pemahaman  atau  bahkan  usaha  untuk  mendapatkan  realitas
                empiris  kesejarahan—“  apakah  yang  terjadi  di  mana  dan  bila  “—adalah
                awal yang tak bisa dihindarkan. Karena berdasarkan pengetahuan inilah
                pemahaman  tentang  realitas  masa  kini  lebih  mungkin  dipahami.
                Berdasarkan  pemahaman  akan  corak  dinamika  kesejarahan  yang  telah
                dilalui  itulah  persepsi  masa  depan  lebih  mungkin  bisa  dirumuskan.
                Kalau telah begini mestikah diherankan jika para pendekar kemerdekaan
                bangsa  bisa  saja  berbicara  tentang  “panggilan  sejarah”  dalam
                mendayung biduk perjuangan ke arah kemerdekaan bangsa?
                        Seorang sejarawan—atau siapapun juga--  kalau  mau tentu bisa
                saja  mempelajari  sejarah  dunia  di  sepanjang  zaman.  Atau,  lebih
                mungkin,  ia  ingin    berkonsentrasi  pada  semua  aspek  kesejarahan  dari
                setiap  periode  dari  mata-rantai  sejarah  Indonesia–  dari  Sabang  sampai
                Merauke. Hanya saja jika kedalaman pemahaman sejarah yang hendak
                dicapai  pilihan  fokus  utama    harus  dilakukan.  Bukan  saja  tentang
                wilayah  dan  zaman    bahkan  juga  tema-tema  kesejarahan  tertentu  dari
                zaman  dan  wilayah  yang  tertentu  pula.  Sedangkan    pemupukan
                kesadaran  sejarah  memerlukan  strategi  pendidikan  kesejarahan  yang
                kreatif  and  inspiratif.  Karena  itu  bolehlah  dikatakan  betapa    kealpaan
                paedagogis  telah  terjadi    kalau  sejarah  hanya  diperlakukan  sebagai
                kronikel  –  daftar  kejadian  dan    nama-nama  tokoh—apalagi  kalau
                pelajaran  sejarah  dengan  jelas  telah  memperlihatkan    kecenderungan
                wacana  yang  hegemonik—menyuarakan  hasrat  sang  pemegang
                kekuasaan.  Masalahnya  ialah  kesadaran  sejarah  yang  inspiratif  hanya
                bisa  dipupuk  dengan  pilihan  peristiwa  dan  kejadian  sejarah  objektif
                tetapi  menyampaikan  kisah  yang    bersifat  integratif--  memperkuat
                kesatuan bangsa -- dan inspiratif  dalam kegairahan menuju masa depan



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   13
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26