Page 122 - BUKU SUPLEMEN REVISI APRIL 2022
P. 122

Untuk orang dengan kasus COVID-19 tanpa gejala atau bergejala ringan, sistem
              imun  cenderung  menjalankan  mekanisme  pertahanan  tubuh  sebagaimana
              biasanya, atau setidaknya tidak berkembang menjadi penyakit parah.
                        Infeksi  COVID-19  disebabkan  oleh  virus  Severe  Acute  Respiratory  Syndrome

              Coronavirus  Disease  (SARS  CoV-2)  dengan  materi  genetik  rantai  tunggal  yang
              berikatan  dengan  reseptor  angiotensin  converting  enzyme  2  (ACE-2)  pada  tubuh
              manusia.  Reseptor  ACE-2  terdapat  pada  seluruh  bagian  tubuh  manusia,  namun
              mayoritas  ditemukan  pada  sel  epitel  saluran  nafas.  Setelah  virus  SARS-CoV-2
              memasuki tubuh melalui reseptor ACE-2 pada sel saluran nafas, virus melepaskan
              molekul  patogen  associated  molecular  patterns  (PAMP)  dan  damage  associated
              molecular  patterns  (DAMP).  Adanya  zat  tersebut  memicu  sistem  imun

              mengeluarkan  protein  proinflamasi  melalui  sel  T  atau  imunitas  selular  untuk
              menghadapinya (Levani, 2020). Contohnya; Interleukin-6, C-X-C motif chemokine-
              10  (CXCL-  10),  macrophage  inflammatory  protein  1a  (MIP1a),  macrophage
              inflammatory  protein  1b  (MIP1b)  dan  monocyte  chemoattractant  protein  1
              (MCP1).
                        Saat  respon  imun  meningkat,  sementara  sistem  imun  yang  bekerja

              membersihkan  virus  tidak  dapat  berfungsi  dengan  baik,  maka  tubuh  akan
              mengirimkan  sinyal  bantuan  tetapi  gagal  mengendalikan  penyakit  dengan
              banyaknya protein proinflamasi tersebut. Hal ini akan menimbulkan badai sitokin
              (cytokine strom).
                   Selama badai sitokin, sistem kekebalan Anda menjadi hiperaktif. Hasil akhir dari
              peradangan  yang  berlebihan  ini  dapat  mencakup  kerusakan  kritis  pada  organ-
              organ  seperti  paru-paru,  ginjal,  dan  jantung,  risiko  pembekuan  darah  di  tempat-

              tempat seperti paru-paru (emboli paru) atau otak (stroke), dan syok septik. Paru-
              paru akan terisi dengan cairan, dan banyak organ gagal atau tidak dapat berfungsi.
              Keadaan sistem imun yang hiperaktif pada dasarnya disebabkan oleh sistem imun
              yang  tidak  mengenali  antigen  yang  berupa  SARS  CoV-2  yang  masuk,  sehingga
              sistem imun melalui sitokin yang diproduksi salam jumlah banyak ikut membunuh

              sel-sel normal yang ada di paru-paru bahkan pada jaringan lainnya.















                    You can do your party by wearing a mask


                             and practicing social distancing.
                                                                                                            105
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127