Page 12 - Pendudukan Jepang di Indonesia
P. 12
c. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap diakui
secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentangan dengan
aturan pemerintahan militer Jepang.
Adapun susunan pemerintahan militer Jepang tersebut adalah sebagai
berikut.
a. Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko
Shikikan (panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima
tentara yang pertama dijabat oleh Jenderal Hitoshi Imamura.
b. Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf.
Kepala staf yang pertama adalah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki.
Kantor pusat pemerintahan militer ini disebut Gunseikanbu. Di lingkungan
Gunseikanbu ini terdapat empat bu (semacam departemen) dan ditambah
satu bu lagi, sehingga menjadi lima bu. Adapun kelima bu itu adalah
Somobu (Departemen Dalam Negeri), Zaimubu (Departemen
Keuangan), Sangyobu (Departemen Perusahaan, Industri, dan
Kerajinan Tangan) atau urusan Perekonomian, Kotsubu
(Departemen Lalu Lintas), dan Shihobu (Departemen Kehakiman)
c. Gunseibu (koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan
ketertiban dankeamananatau semacamgubernur) yangmeliputi:
1) Jawa Barat : pusatnya diBandung.
2) Jawa Tengah : pusatnya di Semarang.
3) Jawa Timur : pusatnya di Surabaya.
Ditambah dua daerah istimewa (Kochi) yakni Yogyakarta dan
Surakarta.
Di dalam pemerintahan itu, Jepang juga membentuk kesatuan Kempetai (Polisi
Militer). Di samping susunan pemerintahan tersebut, juga ditetapkan lagu
kebangsaan yang boleh diperdengarkan hanyalah Kimigayo. Padahal sebelum
tentara Jepang datang di Indonesia, Lagu Indonesia Raya sering
diperdengarkan di radio Tokyo.
11