Page 129 - Modul Pembelajaran MK Pencemaran ATUF_Neat
P. 129

Modul Pencemaran Air, Tanah, Udara, dan Fisik


               edema, heat rash, heat crumps, dan heat syncope) ke keadaan yang lebih serius (heat exhaustion)
               hingga berat seperti heart stroke yang dapat mengancam jiwa. Belum ada bukti bahwa manifestasi

               ringan akan mengalami progres menjadi yang lebih berat jika tidak diberi terapi yang baik. Namun
               tanpa terapi, heat exhaustion memiliki potensi untuk menjadi heat stroke.

                  a.  Heat edema adalah manifestasi ringan dari penyakit akibat panas dengan bentuk heat rash
                      dan heat rash. Heat edema timbul pada jaringan lunak yang mengalami pembengkakan,

                      umumnya pada  ekstremitas  bawah. Vasodilatasi  perifer  terjadi  untuk  meningkatkan

                      pengeluaran panas sehingga cairan interstitial terakumulasi pada ektremitas bawah. Edema
                      dalam kasus ini adalah self-limiting dan biasanya tidak lebih dari satu minggu. Tatalaksana

                      awal yang dapat dilakukan adalah elevasi ektremitas. Diuretik tidak diberikan karena
                      memungkinkan eksaserbasi deplesi cairan (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Howe

                      and Boden, 2007).

                  b.  Heat rash atau miliaria rubra atau biang keringat ditandai dengan pinpoint eritema papular
                      yang sering kali disertai dengan rasa gatal,  dan dapat terjadi erupsi pada daerah yang

                      tertutup pakaian. Biasanya terjadi di daerah pinggang atau daerah yang sering berkeringat
                      seperti wajah, ekstremitas atas, dan leher. Keringat berlebih dapat menyumbat saluran

                      keringat hingga terjadi obstruksi yang akan menimbulkan kebocoran kelenjar keringat

                      hingga  epidermis  dan  dermis.  Salah  satu  pencegahan yang  dapat  dilakukan adalah
                      penggunaan pakaian yang longgar.  Gejala yang berkepanjangan menyebabkan infeksi

                      sekunder Staphylococcus (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Howe and Boden, 2007).
                  c.  Heat syncope adalah fainting sekunder akibat kurangnya perfusi selama dan setelah bekerja

                      dalam  keadaan  panas.  Deplesi  volume,  vasodilatasi  perifer,  dan  penurunan  tonus
                      vasomotor untuk meningkatkan aliran darah ke perifer mengakibatkan penurunan aliran ke

                      sistem saraf pusat. Heat syncope terjadi bersamaan dengan hipotensi ortostatik akibat

                      vasodilatasi perifer. Posisi berdiri terlalu lama dan perubahan posisi tubuh yang cepat dapat
                      menyebabkan heat syncope. Suhu pada keadaan ini adalah normal atau sedikit meningkat.

                      Tatalaksan yang dapat diberikan adalah posisi berbaring, istirahat, dan pemberian rehidrasi

                      secara oral ataupun intravena (Grubenhoff, Du and Rooselvet, 2007) (Seto, 2005) (Lugo-
                      Amador, Rothenhaus and Mayor, 2004).
                  d.  Heat cramps merupakan salah satu indikasi awal penyakit akibat panas berupa spasme otot.

                      Hal ini terjadi akibat paparan panas berlebih yang engakibatkan keringat berlebih dengan
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134