Page 12 - RISET AWAL - Yessica Fransisca (315160059)
P. 12
Education Proverty amid COVID-19 in Indonesia
Bagaimana seorang arsitek berperan dalam membantu mengatasi kondisi pendidikan
pada masyarakat yang kurang mampu di tengah kondisi pandemi COVID-19 tersebut?
Kita tahu bahwa saat ini kita berada di sebuah kondisi pandemi COVID-19. Di tengah pandemi
COVID-19 ini yang sudah memasuki era “New Normal”, tentu saja kita semua sebagai makhluk
sosial harus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan kondisi baru ini.
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam kondisi tersebut adalah pendidikan. Di mana dikarenakan
kondisi di tengah pandemi tersebut kebanyakan sekolah mengharuskan untuk melakukan proses
pembelajaran secara online atau virtual, tanpa adanya kontak fisik ataupun bertemu langsung satu
sama lain dalam sebuah ruang seperti sekolah.
Orang tua di seluruh Australia telah mengikuti kursus kilat baru-baru ini di sekolah rumah dan
pembelajaran online. Dan meskipun para guru telah membuktikan bahwa kurikulum dapat
disampaikan secara efektif secara digital, kami tidak dapat mengabaikan fakta bahwa sementara
secara eksklusif belajar online, anak-anak kehilangan keterlibatan sosial yang sangat penting bagi
1
perkembangan mereka.
Proses pembelajaran secara online ataupun virtual ini sangat berhubungan dengan teknologi maupun
terhubung dengan jaringan internet. Tentu saja perlunya sebuah teknologi seperti, komputer, laptop
maupun handphone.
Hal ini membuat terjadinya suatu kendala, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu dan juga
masyarakat yang tinggal di daerah yang kurangnya perkembangan teknologi dan masih terbatasnya
koneksi jaringan internet untuk melakukan proses belajar-mengajar.
Dengan melakukan proses pembelajaran di sekolah tanpa melakukan secara online ataupun virtual,
memudahkan masyarakat tersebut dan dapat menjadi salah satu solusi dalam kondisi pandemi tersebut
pada faktor pendidikan.
Hal ini menjadi sebuah efek dari adanya kondisi pandemi tersebut. Dan bagaimana seorang arsitek
berperan dalam membantu mengatasi kondisi pendidikan pada masyarakat yang kurang mampu di
tengah kondisi pandemi COVID-19 tersebut.
Sebuah pertanyaan tersebut membuat saya terpikirkan suatu ide. Mendesain sebuah sekolah dengan
menyinggung kondisi pandemi ini. Tentunya juga mendesain sebuah ruang dan jalur, di mana pada
saat murid masuk dari pintu masuk hingga ke kelas dengan keadaan yang aman dan sesuai dengan
ketentuan dalam kondisi pandemi tersebut.
Proses jalur yang dilalui oleh murid tersebut merupakan sirkulasi yang membentuk sebuah ruang di
mana arsitek dapat berperan untuk mendesain suatu sirkulasi, ruang hingga sekolah tersebut. Proses
jalur sirkulasi tersebut berperan penting dikarenakan murid dapat belajar di sekolah namun harus
dengan keadaan yang aman.
Perlunya juga untuk memikirkan dan menganalisa sirkulasi udara dan cahaya pada suatu sekolah
tersebut. Dikarenakan di tengah kondisi pandemi ini, kesehatan menjadi faktor utama dan sangat
penting. Sehingga udara yang baik dan bersih sangatlah penting. Apalagi manusia lebih dominan
berada di dalam ruangan dibandingkan di luar bangunan.
Udara dalam ruangan tidak hanya dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan memengaruhi
produktivitas, tetapi juga bisa menjadi ancaman potensial bagi kesehatan penghuni karena dapat
menahan berbagai polutan udara dan gas termasuk bahan kimia yang mudah menguap, partikel, dan
kontaminan biologis. Elemen-elemen ini cenderung terwujud di lingkungan sekitar kita, tertanam
1 Why post-COVID school design must still centre around proximal play (https://www.hamessharley.com.au/knowledge/post-covid-school-
design)