Page 22 - @BIP
P. 22

Page  5



                      membandingkan  substansi  dan  nilai-nilai  komersial  masyarakat.
                      Istilah   etnobotani     selanjutnya     dikembangkan        pada    tahun    1995
                      oleh Nancy Turner yang menyatakan bahwa etnobotani sebagai

                      ilmu   interaksi    antara    manusia      dengan     tumbuhan       dari   waktu
                      kewaktu      termasuk      penggunaan,        pengetahuan,        kepercayaan,

                      manajemen,  sistem  klasifikasi  baik  pada  masyarakat  tradisional
                      (Andel, 2016).
                             Ilmu  tentang  peran  tumbuhan  berdasarkan  pada   cerita
                      rakyat,     upacara       dan     narasi     telah    muncul       dalam      studi

                      etnobotani.      Selain    itu,   variasi   pengetahuan         dan    perspektif
                      tumbuhan       di   selurih   kelompok    masyarakat       berdasarkan       pada

                      usia,   jenis    kelamin,     status    dan    strata    sosial,    dan    profesi
                      (spesialisasi)     juga     telah    menjadi      daya      tarik   pada      studi
                      etnobotani.  Ketika  gerakan  lingkungan  mulai  digaungkan  pada

                      akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, para etnobotanius
                      mulai     fokus     mengamati         peran     pengetahuan          masyarakat
                      tentang      tanaman        dan     lingkungan       di   bidang      konservasi,

                      bagaimana  filosofi  dan  pandangan  budaya  dunia  yang  dapat
                      memengaruhi  perilaku  kolektifnya  terhadap  tanaman  tersebut.
                      lingkungan       secara     umum.      Fokus     tersebut     diperkuat      pada

                      publikasi  berdasarkan  laporan  komisi  Brundtland  “Masa  depan
                      kita     bersama”        (Komisi      PBB     tentang       Lingkungan         dan
                      Pembangunan          1987)    yang    menekankan         perlunya     mengenali

                      sistem pengetahuan masyarakat adat dan lokal sebagai upaya
                      untuk pelestarian dan konservasi keanekaragaman hayati.
                             Sejak saat ini, pengetahuan tradisional terkait pengelolaan

                      lingkungan     telah   menjadi     aspek    penting     dari   studi   etnobotani
                      (Minnis  &  Elisens  2000;  Anderson  2005;  Deur  &  Turner  2005).

                      Status    internasional     etnobotani       pada    abad     20   secara     jelas
                      tercermin      pada      Agustus       2005      di   Kongres      Internasional
                      Etnobotani Ke-IV dengan tema “Ethnobotany: At the Junction of
                      the Continents  and the Disciplines”, yang    diadakan  di  Istanbul,

                      Turki   oleh   Universitas    Yeditepe.     Ethnobotani       menjadi    semakin
                      internasional  dalam  perkembangannya  dan  peneliti  etnobotani

                      sangat     menonjol      di   banyak     negara      di   dunia    (Jain,   2002)
                      sehingga  etnobotani   menjadi  pusat   perhatian  bagi  seluruh
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27