Page 53 - @BIP
P. 53
Page 32
antara satu dengan jenis penyakit lainnya yang berada
pada sistem fisiologi yang sama.
2. Pelestarian
a. Masyarakat percaya akan efektivitas tumbuhan obat
sehingga mereka menggantungkan hidupnya pada
tumbuhan yang berada di sekitar lingkungannya. Maka
dari itu, masyarakat senantiasa merawat dan
menghindari penebangan atau pencabutan
keseluruhan bagian tumbuhan yang digunakan.
Misalnya ketika masyarakat hanya memanfaatkan daun
maka yang digunakan seperlunya saja.
b. Sebagian besar tumbuhan obat berada disekitar ling-
kungan masyarakat yang tumbuh secara budidaya
maupun liar. Masyarakat menjaga diri dari perusakan
keseluruhan tumbuhan sebagai salah satu cara
pelestarian tumbuhan yang digunakan. Salah satu cara
pelestariannya yakni memanfaatkan pekarangan dan
tepi jalan untuk media penanaman tumbuhan obat.
Selain itu, masyarakat Ammatoa Kajang diwajibkan
menanam tumbuhan minimal 2-5 pohon ketika dia ingin
memanfaatkan tumbuhan yang ada di hutan.
3. Pengendalian
a. Masyarakat membagi tugas dan fungsi dalam hal
pengawasan tumbuhan obat yang ada di hutan.
Masyarakat dilarang keras menggunakan tumbuhan
yang ada dihutan terkecuali ada izin dan sepengathuan
dari kepala suku dan pemangku adat.
b. Ketika masyarakat melakukan pelanggaran terhadap
perolehan tumbuhan obat yang ada di hutan tanpa izin
dari kepala suku dan pemangku adat maka akan ada
penegak hukum yang akan bertindak. Sanksi yang
diberikan tergantung kesalahan yang dilakukan. Sanksi
terbagi atas 3 yakni sanksi ringan, sanksi sedang dan
sanksi berat. Sanksi ringan ketika masyarakat
mengambil hanya bagian atas tumbuhan seperti hanya
bagian daun saja. Sanksi sedang ketika masyarakat