Page 76 - Sastra Anak Sandi Budiana, M.Pd
P. 76
BAYU SI ANAK JAWA
Suasana pagi ini begitu cerah, Banyu sangat bersemangat untuk berangkat ke
sekolah barunya. Benar, Bayu baru saja beberapa hari pindah sekolah. Ia harus
mengikuti orang tuanya yang bekerja di Jakarta. "Banyu. Aja lali bekale digawa"
ucap Ibu kepada Banyu. Banyu yang sedang mempersiapkan isi tasnya pun langsung
bergegas mengenakan tas kesayangannya dan menghampiri ibunya. "Nggih bu,
inyong berangkat dulu" pamit Banyu. Ia pun lekas mengambil bekal yang sudah
ibunya persiapkan dan mencium tangan ibunya. "Ati-ati dijalan ya nduk, belajarnya
yang rajin" ucap ibunya, ia menatap anaknya. "Nggih bu" Banyu menganggukan
kepala lalu bergegas berangkat ke sekolah.
Jam dinding menunjukkan pukul 12. Ibu Banyu sudah menyiapkan makan siang di
meja makan. "Wah harusnya sebentar lagi Banyu pulang sekolah"gumam ibu Banyu
sembari merapihkan piring di meja. "Assalamualaikum ibu, inyong pulang" teriak
Banyu. "Sini masuk nduk, ibu sudah masak makanan kesukaanmu" ucap ibunya.
Banyu pun mendekati ibunya.
Di meja tampak gudeg dan tempe mendoan kesukaannya. "Wah asik"kata Banyu, ia
mencari posisi yang nyaman untuk makan. Ibu Banyu pun ikut duduk samping
Banyu. "Bagaimana sekolahmu nduk?" Tanya Ibu Banyu " menyenangkan bu, tapi
karena logat bicara, inyong sering ditertawakan oleh teman-teman. Jadinya malu
hehe" cerita Banyu. "Ora apa apa nduk, Koe ora tukar padu karo kanca-kancamu
kan?"tanya ibu. "Ndak kok bu, di kelas inyong direwangi ibu guru kanggo kenalan
karo kanca-kanca di kelas. Lalu kami bermain beberapa permainan bereng bu"
Jawab Banyu, ia tampak antusias sekali bercerita. Ibunya yang awalnya khawatir
jadi merasa lebih lega setelah mendengar jawaban anaknya itu. "Ya sudah, sesuk
koe ajak kanca-kancamu ya Banyu! Nanti ibu masak gudeg supaya dheweke tau
rasa masakan khas Jawa Tengah. Sekarang koe makan dulu ya" ucap ibu. "Asik,
matur nuwun bu" ucap Banyu. Banyu pun makan dengan sangat lahap.
72