Page 154 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 154
SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
Mujtahid al-Takhrīj, yaitu ulama yang mentakhrij beberapa pendapat dalam mazhab. Kemampuan mereka dalam menguasai prinsip dan pengetahuan mereka dalam memahami landasan mazhab telah menjadi bekal bagi mereka untuk menguatkan salah satu pendapat. Di antara ulama yang tergolong pada tingkatan ini adalah Imām al- Rāzī dan al-Jashshāsh.
Mujtahid al-Tarjīḥ, yaitu ulama yang memiliki kemampuan memilih pendapat yang lebih benar dan lebih kuat, ketika terdapat perbedaan pendapat, baik perbedaan antara imam mazhab atau perbedaan antara imam dengan muridnya dalam satu mazhab. Di antara ulama yang mencapai tahap ini adalah Imām al-Mirghinani dan Abu al-Ḥusain al-Qudūrī dari Mazhab Ḥanafī, Imām Khalīl bin Isḥāq al- Jundī dari Mazhab Mālikī, al-Rāfiʻī dan al-Nawawī dari Mazhab Syāfiʻī, serta Imām al-Mardāwī dari kalangan Mazhab Ḥanbalī.
Mujtahid al-Fatwā, yaitu ulama yang memahami pendapat mazhab, serta menguasai segala penjelasan dan permasalahan dalam mazhab, sehingga mereka mampu menentukan mana pendapat yang paling kuat, agak kuat dan lemah. Namun, mereka belum memiliki kepiawaian dalam menentukan landasan Qiyās dari mazhab.
Muqallid (orang yang taklid), yaitu mereka berpegang pada suatu mazhab tertentu yang tidak mampu membedakan antara (pendapat) yang kuat dan yang tidak kuat. Inilah tingkatan umumnya masyarakat.
138