Page 83 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 83

PERUNDANGAN ISLAM ZAMAN RASULULLAH SAW
perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Āli ʻImrān/3: 97)
Allah SWT tidak menerangkan bagaimana salat itu dilakukan, macam mana zakat itu dilaksanakan, bagaimana mengerjakan puasa dan bagaimana menunaikan haji. Rasulullah SAW telah menerangkan dengan terperinci perkara ini melalui sunnah qauliyyah (perkataan) dan sunnah ʻamaliyyah atau fiʻliyyah (perbuatan). Allah SWT menganugerahkan kepada Baginda SAW kuasa memberikan penjelasan, sepertimana firman-Nya:
همهىهييجيحيخيميىييذٰ
رٰىٰ ٌّ ٍّ
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (QS. al-Naḥl/16: 44)
Sekiranya Sunnah yang bertindak sebagai penghurai ini tidak boleh diterima sebagai suatu undang-undang yang wajib dipatuhi, nescaya apa yang difardukan oleh Al-Qur’an tidak dapat dilaksanakan dan hukumannya tidak dapat dipatuhi.
Sunnah yang menjelaskan kandungan Al-Qur’an, wajib dipatuhi karena ianya diriwayatkan daripada Rasulullah SAW secara hampir pasti. Setiap Sunnah yang dibuktikan sah datangnya daripada
67


























































































   81   82   83   84   85