Page 92 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 92
SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
dalam kejadian-kejadian yang tidak ada nas hukumnya.19 Mannāʻ al-Qaththān menyebutnya dengan istilah Bāb al-Fiqh fī al-Syarīʻah, yakni terbukanya pintu fiqh dalam perundangan Islam.20
A Abū Bakr al-Shiddīq RA
SETELAH wafatnya Rasulullah SAW, masalah yang paling utama, yang menjadi perhatian umat Islam adalah masalah kekhalifahan. Dalam masa ini, masyarakat Islam membutuhkan tokoh pemimpin baru, yang meneruskan kepemimpinan Rasulullah SAW. Tanpa itu, maka tentu akan terjadi perpecahan di tengah-tengah umat Islam, apalagi wilayah kekuasaan Islam kala itu, telah meluas sampai wilayah sebagian besar Jazirah Arab.
Akhirnya pihak Muhajirin dan Anshar sepakat untuk mengangkat Abū Bakr RA sebagai khalifah secara Ijmak, pada
Gilap Minda
Al-Rasyīd berasal dari kata dasar al-Rusyd yang berarti petunjuk atau hidayah. Dengan demikian, perkataan al-Khulafā’ al- Rāsyidīn berarti para khalifah atau pemimpin yang terpandu atau diberi hidayah dalam kepimpinannya. Julukan yang diberikan oleh Rasulullah SAW sendiri jelas menunjukkan bahwa mereka memang istimewa. Baca lebih lanjut sejarah mereka untuk mengetahui mengapa Rasulullah SAW memberikan julukan ini kepada mereka.
19 Abu Suʻud, Islamologi Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Ummat Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, hlm. 55.
20 Mannāʻ al-Qaththān, Tārīkh al-Tasyrīʻ al-Islāmī, hlm. 183.
76