Page 98 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 98

    SEJARAH PERUNDANGAN ISLAM
  C ʻUtsmān bin ʻAffān RA
SETELAH masa kepemimpinan ʻUmar RA selesai, maka pengangkatan khalifah pada masa ini ditetapkan oleh Majlis Syūrā yang telah dibentuk oleh ʻUmar bin Khaththāb RA. Mereka beranggotakan enam orang sahabat yaitu, ʻUtsmān bin ʻAffān, ʻAlī bin Abī Thālib, Thalḥah bin ʻUbaid Allāh, al-Zubair bin al-ʻAwwām, Saʻad bin Abī Waqqāsh dan ʻAbd al-Raḥmān bin ‘Auf RA. ʻUmar RA merasa berat untuk memilih salah seorang di antara mereka. Beliau berkata, “Aku tidak sanggup untuk bertanggung jawab tentang perkara ini baik ketika aku hidup maupun setelah aku mati. Jika Allah menghendaki kebaikan terhadap kalian, maka Dia akan membuat kalian bersepakat untuk menunjuk seorang yang terbaik di antara kalian sebagaimana telah membuat kalian sepakat atas penunjukan orang yang terbaik setelah nabi kalian.”23
Akhirnya, suara Majlis Syūrā pada saat itu cenderung memilih ʻUtsmān RA untuk menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah ʻUtsmān RA yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua, serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram 24H. ʻUtsmān RA menjadi khalifah di saat pemerintah Islam telah betul-betul stabil dan terstruktur.24
Setelah dewan Syūrā membai’at ʻUtsmān bin ʻAffān RA, beliau berpidato di hadapan kaum muslimin, “Sesungguhnya kalian berada di kampung persinggahan dan sedang berada pada sisa-sisa usia, maka segeralah melakukan kebaikan yang mampu kalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore. Ketahuilah bahwa dunia dilapisi dengan tipu daya, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kalian dan jangan (pula) penipu (syaitan) menipu kamu dalam (mentaati) Allah SWT. Ambillah pelajaran
23 Ibid., hlm. 337.
24 Muḥammad bin Ibrāhīm, Tārīkh al-Khulafāʼ al-Rāsyidīn, hlm. 233-236.
    82



























































































   96   97   98   99   100