Page 97 - Sejarah Perundangan Islam (Edisi Baru)
P. 97

    SEJARAH PERUNDANGAN PADA MASA KHULAFĀʼ AL-RĀSYIDĪN
Contoh studi kasusnya adalah sebagaimana peristiwa pada tahun 18H dari jalur Shaif bin ʻUmar dengan sanadnya kepada al-Syaʻbī raḥimahumullah, dia berkata, “Abū ʻUbaidah menulis surat kepada ʻUmar bin al-Khaththāb RA bahwa sebagian dari kaum muslimin minum khamar, di antara mereka Dhirār dan Abū Jandal bin Suhail. Kami bertanya kepada mereka, ʻMengapa masih meminum khamar?’ Maka mereka menjawab, ʻAl-Qur’an memberikan pilihan pada kami (antara meminum ataupun tidak) dalam ayatnya yang berbunyi: ‘Tidakkah kalian berhenti.’ (Surah al-Māʼidah ayat 91). Maka kami memilih untuk meminumnya, menurut mereka ayat ini tidak tegas melarang.’ Akhirnya ʻUmar RA mengumpulkan para sahabat RA dalam soal penafsiran yang keliru ini, akhirnya semua sepakat untuk menentang pemahaman mereka mengenai makna ayat tersebut dan makna dari ayat yang sebenarnya adalah kata perintah yang berarti: Berhentilah! Akhirnya para sahabat sepakat untuk mencambuk orang-orang yang minum khamar sebanyak 80 kali cambukan untuk tiap-tiap orang.”
Bincangkan
Zaman pemerintahan Khalifah kedua ‘Umar bin al-Khaththāb RA berlangsung selama 10 tahun. Selama periode ini, banyak kemajuan yang telah dibuat oleh ‘Umar bin al-Khaththāb RA dalam hal perundangan, pentadbiran negara dan pembangunan masyarakat, sehingga menjadi contoh untuk diikuti dan dipelajari dalam dunia modern. Prinsip pemerintahan ‘Umar bin al-Khaththāb RA adalah bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijmak dan Qiyās. Meski begitu, keberhasilan yang diraih sangat mengagumkan. Apa rahasia kejayaan pemerintahan ini jika hendak dijadikan tolok ukur (benchmark) bagi semua pemerintahan negara-negara Islam saat ini? (Perbincangan boleh difokuskan pada aspek perundangan sahaja.)
     81






























































































   95   96   97   98   99