Page 121 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 121
visualisasi dan pengaruh budaya.105 Rabbat berpendapat bahwa definisi Oleg Grabar yang paling sesuai yang melihat kepada “Arsitektur Islam” sebagai karya arsitektur yang dibangun oleh Muslim untuk Muslim, atau di negeri Islam, atau di tempat di mana Muslim memiliki kesempatan untuk mengekspresikan kemerdekaan mereka di dalam budaya dan arsitektur.106 Definisi ini membenarkan studi tentang Arsitektur Islam lebih dinamis dan merentasi zaman serta elemen keagamaan, kemasyarakatan dan kebudayaan.
Sepanjang tiga abad pertama peradaban Islam, menunjukkan kombinasi karya dan hasil seni yang merefleksikan sistem kepercayaan baru Islam dan tradisi lama yang sudah ada. Perlu digaris bawahi bahwa usaha-usaha pembangunan dilakukan oleh pakar-pakar setempat dan teknik bangunan yang digunakan adalah diambil dari tenaga setempat.107
Peradaban Islam memiliki ciri-ciri unik yang menyatukan elemen- elemen baru dan tradisional.108 Baru dalam arti usaha mencari pola berpikir, menguruskan dan budaya untuk menyesuaikan diri dengan dunia baru yang baru didiami.109 Tradisional dalam arti Islam berhati- hati di dalam menerima elemen-elemen lokal yang dapat mempengaruhi nilai-nilai tauhid. Oleh karena itu, di dalam peradaban Islam, bangunan sebagai sebahagian refleksi seni menyertakan elemen-elemen setempat dengan tambahan nilai-nilai Islam. Dengan paduan tersebut, lahir sebuah refleksi seni yang unik dan elegan melambangkan kekinian dan akhirnya menjadi bentuk seni yang dihargai sehingga sekarang.
105 Rujuk Nasser Rabbat, What is Islamic Architecture Anyway? dalam Margaret S. Graves and Beoint Junod, eds, Treasures of the Aga Khan Museum: Architecture in Islamic Arts, Geneva: Aga Khan Trust for Culture, 2012, hlm. 17 – 29.
106 Ibid.
107 Richard Ettinghausen, 2011.
108 Ibid.
109 Ibid.
sejarah tamadun islam 2
107