Page 55 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 55

memperoleh ilmu, Allah SWT membekali manusia dengan pancaindra dan hati, agar digunakan untuk menangkap pesan-pesan ilmu melalui proses pembelajaran.
Di dalam ayat lain, Allah SWT menegaskan ancaman bagi mereka yang tidak mau mempergunakan instrumen ilmu tersebut, sehingga berdampak pada kejahilan. Tentu saja kejahilan ini adalah lawan dari kata “ilmu”, yang berdampak pada kesesatan, dan kesesatan akan menjerumuskan pada neraka jahanam.29 Allah SWT berfirman:
لخلملىليمجمحمخمممىمينجنحنخ نمنىنيهجهمهىهييجيحيخ يميى ييذٰرٰىٰ ٌّ ٍّ َّ ُّ ِّ
“Dan sesungguhnya kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. al-A‘rāf/7: )179
29 Musfir al-Ghāmidī, Al-Jahl: Kullu man Ashallah Fahuwa Jāhil, Mekah: Rābithah al-‘Ālam Islāmī, 1424H, hlm. 2.
sejarah tamadun islam 2
41




























































































   53   54   55   56   57