Page 82 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 82

 68
sejarah tamadun islam 2
berkenaan tantangan-tantangan tersebut, namun cukup menjadi bukti kukuh bahwa generasi setelah mereka telah melahirkan tulisan- tulisan yang menyebutkan peranan mereka di dalam mengembankan (melaksanakan) tradisi keilmuan melalui lisan.
Melalui beberapa tahap, tradisi keilmuan Islam dibangun oleh para ilmuwan Muslim. Pertama, proses yang mereka hadapi adalah memecahkan permasalahan yang mereka sedang hadapi. Kedua, pembentukan konsensus mengenai istilah-istilah yang digunakan bersama di kalangan komunitas ilmuwan, di mana pada tahap ini mulai diperkenalkan subjek-subjek umum dan metode tertentu. Ketiga, penamaan disiplin-disiplin ilmu.69
Alparslan berpendapat bahwa untuk memberikan ciri dan sifat “Islami” kepada sains, maka diperlukan kerangka konsep berupa cara pandangan alam Islam yang akan menjadi dasar-dasar skema kontekstual terhadap kelahiran sains yang membawa nilai-nilai Islam. Ini dikarenakan sains tidak bisa lahir melainkan dari ilmuwan, di mana ilmuwan berpikir berdasarkan cara pandang alam tertentu yang akan melahirkan konsep- konsep dasar ilmu itu sendiri yang pada akhirnya merumuskan “Sains Islam”.
Cara pandang alam Islam tidak semestinya telah menghilang di era kemunduran Sains Islam. Namun, cara pandang Islam tersebut masih bersifat teori-teori umum yang belum dikukuhkan dengan kerangka konsep dan skema konteks serta perumusan istilah-istilah baku. Bahkan sehingga saat ini, belum ada usaha secara akademik dan sistematis untuk mengetahui jenis cara pandang alam yang mendominasi masyarakat Islam, sehingga ditemukan jalan yang berkesan untuk mengentaskan kebutaan pandang alam Islam tersebut.
Secara epistemologi, Sains Islam tidak boleh merujuk kepada cara pandang alam Islam dari orang-orang Islam yang hidup pada saat ini. Cara pandang alam Islam perlu dikalibrasi kembali pada diri-diri penggiat ilmu itu sendiri dan bahkan pada masyarakat umum. Oleh itu, Prof. SMN
69 Ibid.



























































































   80   81   82   83   84