Page 80 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 80
66
sejarah tamadun islam 2
Al-Qur’an dan al-Sunnah tanpa melihat kepada jalur dan tradisi ilmu di mana dan bagaimana wahyu ditafsirkan, dijabarkan dan akhirnya menciptakan sebuah pandangan berdasarkan kepadanya. Ini karena penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an dan pemahaman tentang kandungan hadis bisa keliru jika dilakukan tanpa melihat kepada otoritas keilmuan yang dipegang secara mutawatir oleh komunitas ilmuwan Muslim. Karena jika semua orang benar dalam penafsiran dan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan al-Sunnah, mustahil pandangan mereka untuk saling bertentangan.
Menurut sejarah perkembangan sains di dalam peradaban Islam, kegiatan keilmuan yang telah lahir dari rahim peradaban Islam itu sendiri perlu dikenali sehingga bisa dikatakan bahwa tradisi keilmuan tersebut adalah “Islami”. Sepanjang periode Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT, telah terjadi gerakan pembaharuan pemikiran umat manusia. Pembaharuan yang pertama adalah usaha Nabi Muhammad SAW menciptakan pandangan alam yang bebas dari unsur- unsur mitos, animisme dan kesukuan yang bersifat sempit dan kolot, dan menggantikannya dengan cara pandang alam yang benar dengan menggunakan kata-kata kunci serta konsep-konsep ilmu yang benar. Dalam kerangka Islamisasi Al-Attas, perkara ini yang utama di dalam melahirkan cara pandang alam Islam pada diri insan dan masyarakat.
Sepanjang tempoh penyebaran Islam di jazirah Arab, telah ada peradaban-peradaban lain di belahan dunia lain seperti imperium (kerajaan) Romawi dan Persia. Kedua imperium (kerajaan) tersebut telah melahirkan tradisi keilmuan tersendiri yang dapat dirasakan pengaruhnya sehingga hari ini. Tugas Islam pada tahap tersebut adalah menyerap cara pandang Islam dalam bahasa dan pemikiran mereka dengan istilah-istilah dan kerangka berpikir yang berdasarkan ajaran-ajaran Islam dengan tidak mengganti secara mendasar struktur dan wajah peradaban mereka. Justru Islam telah menjadikan peradaban-peradaban tersebut telah menemukan kembali substansinya dengan menggali kembali tradisi keilmuan mereka dengan kerangka cara pandang alam Islam.
Proses yang kedua tersebut dari kerangka Islamisasi Al-Attas untuk menanamkan istilah-istilah, kata-kata kunci, konsep-konsep Islam ke dalam bahasa dan pemikiran orang-orang dari suatu peradaban dan tradisi