Page 94 - Sejarah Tamadun Islam 2
P. 94
80
sejarah tamadun islam 2
wa al-Sirr (Batas-batas dan Rahasia), Al-Sirr al-Maknūn (Rahasia yang Terpendam), Al-Arkān al-Arba‘ah (Prinsip yang Empat), Al-Nihāya wa al-Tamām (Penghabisan dan Penyempurnaan). Jabir juga memberikan nama bukunya dengan menggunakan sebagian dari nama bab-bab yang ada di dalam bukunya, yang ada di dalam “Jabirean Corpus”. Dalam keseluruhannya, The Jabirean Corpus dianggap sebagai karya tunggal yang terpenting mengenai ilmu kimia dalam bahasa Arab dan bukan saja menjadi sumber utama ilmu kimia Islam, tetapi juga menjadi sumber utama ilmu kimia Latin pada abad ke-9.81
Sementara Ibn Haitham yang di Barat dikenal dengan Alhazen (dari kata al-Ḥasan, nama depannya) telah menulis sebuah karya besar di bidang optik sebanyak tujuh jilid dengan judul al-Manāzhir. Karyanya tersebut dikategorikan sebagai karya fisika karena pada waktu itu optik merupakan cabang fisika. Dalam karyanya tersebut, Ibn Haitham berhasil memastikan bahwa seseorang bisa melihat disebabkan objek yang memantulkan cahaya pada kornea mata. Sebuah kesimpulan yang didukung fakta ilmiah dan berhasil memecah kebuntuan perdebatan tentang teori penglihatan waktu itu. Tokoh-tokoh Barat yang datang kemudian terpengaruhi oleh teori Ibn Haitham ini, mereka di antaranya Roger Bacon, Vitello, Peckham, Johannes Kepler, dan Newton. Ibn Haitham juga telah meneliti spektrum cahaya, meneliti terjadinya pelangi melalui teori refleksi dan refraksi, menciptakan alat-alat optik seperti gelas cembung, cekung dan parabolik, serta lensa-lensa kacamata, teleskop dan “camera obscura”, gambar terbalik dalam lensa kamera.82
Prestasi lainnya terlihat dalam bidang astronomi. Islam telah melahirkan banyak astronom besar, seperti al-Battani, al-Farghani, al- Biruni, Nashiruddin al-Thusi, Quthbuddin Syirazi, al-Majrithi dan Ibn Syathir. Yang khas dari astronomi Islam adalah kecenderungannya yang non-Ptolemius dengan mengkritik teori geosentris. Bahkan menurut
81 M. Azmi Mujahid, Jabir bin Hayyan: Peletak Dasar Ilmu Kimia dan Sains Modern, www. mazmimujahid.wordpress.com.
82 Ibid, hlm. 95-96, mengutip dari karya Prof. Sabra, The Optics of Ibn Haytham: Books I-III on Direct Vision, London: The Warburgh Institute University of London, 1989, hlm. 13.