Page 17 - e-Modul Akuntansi (Jurnal Penyesuaian)
P. 17
E-modul Akuntansi Jurnal Penyesuaian 14
g. Piutang tak tertagih (Bad Debt)
Kebijakan perusahaan dalam memberikan
Piutang tak tertagih adalah taksiran
kredit pada pelanggan tidak selamanya bisa
kerugian yang timbul karena adanya
berjalan mulus dalam hal pembayaran. Bila ada
piutang yang tak bisa tertagih.
debitur yang tidak bisa membayar piutangnya ini
akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan, untuk itu perusahaan akan dalam akun
Beban kerugian piutang (Bad Debt Expense).
Ada 2 metode untuk mencatat kerugian piutang tidak tertagih, yaitu:
1. Metode Langsung
Kerugian piutang tak tertagih akan dicatat bila piutang tersebut benar-benar tidak bisa
ditagih tanpa harus membuat taksiran di akhir periode dan kerugian tersebut dicatat
dalam akun Beban kerugian piutang dan mengkreditkan piutang debitur tersebut.
Contoh
Misalnya UD. UNY JAYA pada tanggal 5 November 2020 menerima memo berupa
bukti surat keputusan dari pengadilan bahwa pelanggan yang bernama Toko Harimata
dinyatakan failed, maka pada tanggal tersebut UD. UNY JAYA akan menghapus
piutangnya senilai Rp7.000.000
Jurnal yang dibuat saat itu
Date Description Ref Debit Credit
Nov 5 Beban Piutang tak tertagih (Bad Rp 7.000.000
Debt Expense)
2020 Piutang usaha (Account Rp 7.000.000
Receivable)
(Penghapusan piutang Toko
Harimata)
2. Metode Tidak langsung/Metode Cadangan
Perusahaan-perusahaan sebagian besar
Cadangan kerugian piutang
menggunakan metode cadangan untuk mengukur
adalah akun kontra dari putang.
piutang yang tidak tertagih. Jika menggunakan
metode cadangan, perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa taksiran
besarnya piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai kerugian piutang
pada periode berjalan, sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah
sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Beban kerugian yang telah ditaksir