Page 84 - Kompendium Katekismus Gereja Katolik
P. 84
80 Kompendium
Dalam lukisan ini, digambarkan Yesus mendekati para Rasul-Nya di meja per jamuan dan
memberikan Komuni kepada mereka satu persatu. Ini termasuk jenis lukisan yang memberi
kejelasan akan penghormatan Gereja yang besar terhadap Ekaristi selama berabad-abad.
”Tanpa hari Tuhan, kita tidak dapat hidup,” kata seorang martir Emeritus pada per-
mulaan abad ke-4 dalam salah satu penganiayaan terhadap orang Kristen yang paling ke-
jam, yaitu pada zaman Kaisar Diocletianus tahun 304. Ketika dituduh ambil bagian dalam
Ekaristi dengan komunitasnya, dia mengakuinya tanpa ragu-ragu: ”Tanpa Ekaristi, kami tidak
dapat hidup.” Dan, salah satu martir menambahkan: ”Ya, saya hadir dalam pertemuan, dan
saya merayakan Perjamuan Allah dengan saudara-saudara saya karena saya seorang Kristen”
(Kesaksian para Martir Abitene, bab 11 dan 7:16). Karena kesetiaan mereka pada Ekaristi,
empat puluh sembilan martir dari Afrika Utara dihukum mati. Ekaristi Allah adalah kehidupan
yang sejati bagi Saturninus dan teman-teman martir dari Abitene di Afrika prokonsuler. Mereka
memilih lebih baik mati daripada tidak menyantap Makanan Ekaristi, Roti Kehidupan.
Santo Thomas Aquinas mempunyai kebiasaan setiap tengah hari masuk gereja, dan
meletakkan dahinya pada tabernakel dengan sikap percaya dan pasrah untuk berbicara secara
pribadi dan intim dengan Tuhan Ekaristis. Teolog besar dari Abad Pertengahan ini juga
terkenal karena mengarang doa-doa liturgi untuk pesta Tubuh Tuhan. Dia mengungkapkan
semua devosinya yang mendalam terhadap Ekaristi.
Dalam himne Doa Pagi (Verbum Supernum Prodiens), terdapat sintesis spiritualitas
Katolik tentang Ekaristi:
”Ketika Yesus akan diserahkan untuk kematian oleh pengkhianat dan sekutu-sekutunya,
Yesus menyerahkan Diri-Nya sebagai makanan kehidupan kepada para mu rid-Nya. Kepada
mereka, Yesus memberikan Tubuh dan Darah, dalam dua macam tanda supaya manusia
mendapatkan makanan seutuhnya dengan dua macam substansi. Dengan kelahiran-Nya,
Yesus menjadi teman kita; dengan duduk bersama di meja perjamuan, Dia menjadi makanan
kita, dengan kematian-Nya; Dia menjadi hadiah bagi kita”.
Aquinas, yang menyebut Ekaristi sebagai ”puncak dan kesempurnaan seluruh hidup
spiritual”, tidak lain mau mengungkapkan kesadaran iman Gereja yang percaya kepada Ekaristi
sebagai kehadiran Yesus secara nyata di antara kita dan sebagai makanan yang mutlak perlu
untuk hidup spiritual. Ekaristi merupakan benang emas yang menghubungkan Perjamuan
Malam Terakhir dengan semua zaman yang dilalui oleh Gereja sampai masa kita sekarang ini.
Kata-kata konsekrasi, ”Inilah Tubuh-Ku” dan ”Inilah Darah-Ku”, diucapkan di segala waktu
dan tempat, bahkan di gulag-gulag, di kamp-kamp konsentrasi, dan di ribuan penjara yang ada
sampai sekarang ini. Di atas landasan Ekaristi inilah Gereja mendasarkan hidup, kesatuan, dan
perutusannya.
__________
Joos van Wassenhove, Jesus Gives Communion to the Apostles, National Gallery of the Marches,
Urbino.