Page 91 - Presiden Republik Indonesia
P. 91

91

















                 Pelantikan Jenderal Soeharto oleh
                 MPRS RI sebagai Presiden 27 Maret
                 1968 (Sumber: Back Tohir/Setneg).

                 Surat Perintah 11  Maret 1966  (Supersemar) yang  memberi   PEMILIHAN UMUM 1971: KONSOLIDASI DEMOKRASI
                 perintah kepada  Soeharto untuk memulihkan  keamanan   PASCA TRAGEDI NASIONAL
                 negara.  Supersemar  inilah yang menjadi  landasan yuridis   Ketika ia dilantik sebagai  Pejabat Presiden, meskipun
                 bagi pembubaran PKI, yang dilihat Soeharto sebagai sumber   lebih  suka  menyebut  dirinya sebagai  “Pengemban
                 segala macam konflik.                               Ketetapan MPRS”,  Jenderal  Soeharto  mengatakan  bahwa
                    Setelah mengalami turun-naik hubungan pribadi dan   prajurit ABRI menjunjung tinggi Sapta  Marga  dan Sumpah
                 politik serta semakin kerasnya tuntutan pada dirinya untuk   Prajurit. Maka  ABRI akan menjunjung  tinggi  Undang-
                 mengundurkan diri, Presiden Sukarno akhirnya sampai juga   Undang Dasar, menjunjung tinggi Pancasila,  dan tetap
                 pada kesimpulan bahwa keutuhan negara dan terpulihkannya   akan  melawan  diktatur  baik perseorangan,  golongan,
                 keamanan anak bangsa adalah segala-galanya.  Apalah   ataupun  militer. Dapatlah  dipahami  juga  kalau  di  samping
                 arti kekuasaan jika disintegrasi dalam kehidupan anak   masalah  rekonstruksi  kehidupan  ekonomi, pemerintah
                 bangsa dibiarkan  berlarut-larut.  Maka di  tengah-tengah   yang menyebut diri Orde Baru ini mulai pula mengarahkan
                 berbagai corak krisis yang sedang melanda tanah air di saat   perhatian pada  pelaksanaan  Pemilihan  Umum  (Pemilu).
                 keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin   Sudah  sekitar lima  belas tahun Republik  Indonesia tidak
                 harus  dipelihara,  Presiden  Sukarno  merasa  bahwa  sudah   pernah menyelenggarakan keharusan konstitusional ini.
                 waktunya ia mengundurkan diri.  Sang Proklamator itu   Berdasarkan amanat Ketetapan MPRS No IX/MPRS/1966,
                 pun akhirnya menyerahkan kekuasaan pemerintahan     Pemilu  selambat-lambatnya  harus  diselenggarakan  pada
                 kepada pengemban Tap MPRS. No. IX/MPRS/1966 Jenderal   tahun 1968, tetapi karena berbagai pertimbangan politik dan
                 Soeharto pada 23 Februari 1967. Sebagai tindak lanjut, pada   keamanan  Pemilu  baru  dapat  diselenggarakan  pada  tahun
                 7–12 Maret 1967 diselenggarakan Sidang Istimewa MPRS.   1971. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 23 tanggal 23 Mei
                 Pada 12 Maret 1967  Jenderal  Soeharto dilantik menjadi   1970 jumlah partai politik yang boleh ikut serta dalam Pemilu
                 Pejabat Presiden Republik Indonesia oleh Ketua MPRS   adalah sembilan partai politik, yaitu NU, Parmusi, PSII, Perti,
                 Jenderal  Abdul Haris Nasution.  Setelah setahun menjadi   Partai Kristen Indonesia, Partai Khatolik, Partai Murba, IPKI,
                 Pejabat Presiden,  Soeharto dilantik menjadi Presiden   PNI, dan ditambah dengan Golkar.
                 Republik Indonesia pada tanggal 27 Maret 1968 dalam    Selama  tiga bulan,  sejak 27  April sampai 25  Juni 1971,
                 Sidang Umum V MPRS.                                 arena kampanye Pemilu dipenuhi oleh janji dan adu program.



                 SOEHART O:1966-199 7



     Presiden Republik Indonesia FINAL ARTWORK_EditSBY.indd   91                                                         10/20/14   0:40
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96