Page 18 - arthropoda
P. 18
Kaitan hewan insekta dengan etnosains adalah Masyarakat Desa
Kalipelus Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara
menggunakan sarang semut Maluku untuk menyembuhkan penyakit
kanker payudara dengan cara merebus sarang semut kemudian diminum
2 kali sehari, semut Jepang juga digunakan sebagai obat diabetes dengan
cara dikonsumsi hidup-hidup. Undur-undur dijadikan sebagai obat
diabetes dengan menggunakan seluruh tubuh dan dikonsumsi dalam
keadaan hidup-hidup. Lebah digunakan untuk diambil madu dan
sengatannya yang berfungsi sebagai kekebalan tubuh, sengatan lebah
juga dapat menjadikan tubuh menjadi kebal terhadap racun, Capung
digunakan untuk menyembukan kebiasaan mengompol pada anak.
Bagian yang digunakan yaitu gigitannya. Capung digigitkan pada bagian
pusar berulang kali (Prastikawati et al., 2020).
Masyarakat Suku Jerieng memanfaatkan kecoa tanah (Blatella sp.)
sebagai obat sakit gigi dengan menggunakan badan kecoa yang
digosongkan lalu ditempelkan pada bagian pipi yang berletakkan dengan
gigi yang sakit. Lebah madu (Apis dorsata) digunakan sebagai obat
batuk. Undur-undur (Myrmeleontidae) digunakan sebagai obat penyakit
kuning, maag, dan diabetes melitus dengan menggunakan seluruh tubuh
dan dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu (Nukraheni et al., 2019).
Masyarakat Maluku dan Suku Kamoro dari Papua menjadikan larva
kumbang sagu yang biasa disebut ulat sagu sebagai makanan baik
dengan cara dibakar seperti sate, dimakan mentah (hidup-hidup sebagai
obat batuk, kupu-kupu yang masuk rumah menandakan akan
kedatangan tamu. Masyarakat Toba meyakini jika capung yang masuk
ke dalam rumah pada malam hari adalah pertanda sial dan akan ada hal
buruk yang menimpa salah satu anggota keluarga. Jika capung masuk ke
rumah pada siang hari, capung membawa berkah serta keberuntungan
bagi penghuni rumah.
12