Page 41 - BUKU PANDUAN MUSEUM_Neat
P. 41
Boedi Oetomo karena kedua elemen tersebut merupakan penopang organisasi
ini.
Perubahan kebijakan ini mendorong Boedi Oetomo untuk menempuh
jalan radikal. Tindakan represif pemerintah dalam menghadapi organisasi yang
bersifat radikal memaksa Boedi Oetomo mengambil sikap bermain di antara
politik kooperasi dan nonkooperasi dengan pemerintah kolonial. Sikap Boedi
Oetomo itu muncul, antara lain karena kebanyakan anggotanya adalah pegawai
pemerintah atau daerah kerajaan.
Pada tahun 1935, Boedi Oetomo bersama Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI), Sarekat Sumatra, Tirtajasa, dan Partai Sarekat Celebes
membentuk sebuah partai besar bernama Parlai Indonesia Raya (Parindra).
Partai ini dipimpin oleh Soetomo. Meskipun Soetomo merupakan salah seorang
pendiri Boedi Oetomo, namun ia telah meninggalkannya karena kecewa
dengan haluan organisasi ini yang dianggapnya terlalu lemah dan konservatif.
Sejak itulah, Boedi Oetomo tidak terlalu menonjol lagi.