Page 112 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 112
1. Pangeran Banjar
Pangeran Mohamad Noor (selanjutnya akan P.M. Noor merintis kariernya dengan bekerja
disebut P.M. Noor) lahir di Martapura pada 24 Juni sebagai pegawai kolonial di Tegal. Ia diangkat
1901 dari pasangan Pangeran Ali dan Ratu Intan sebagai insinyur sipil pada Department van
binti Pengeran Kesuma Giri. Kedua orang tuanya Verkeer en Waterstaat yang menangani persoalan
merupakan keturunan bangsawan Kerajaan Banjar. irigasi. Pada 1929, ia dipindahkan ke Malang dan
Gelar pangeran disematkan kepada P.M. Noor yang kemudian kembali dipindahkan ke Batavia. Cukup
merupakan penerus tahta Kesultanan Banjar. lama P.M. Noor menimba pengalaman bekerja
sebagai teknokrat di Pulau Jawa.
Karena seorang ningrat, P.M. Noor dapat
mengenyam pendidikan tinggi zaman di kolonial. Pada 1933 P.M. Noor kembali ke Banjarmasin yang
Ia mengawali pendidikan formal di sekolah rakyat merupakan kampung halamannya. Ia tidak hanya
di Kota Barudan Amuntai. Pada 1911 P.M. Noor mendedikasikan keahliannya untuk membenahi
melanjutkan pendidikan di Hollands Inlandse irigasi, tetapi juga terjun ke dunia politik sebagai
School (HIS) atau setara dengan sekolah menengah anggota Voolksraad atau Dewan Rakyat Hindia
pertama (SMP) di Banjarmasin. Pada tahun 1917 untuk menggantikan posisi ayahnya, yakni
ia melanjutkan pendidikan di Hogere Burger School Pangeran Ali. P.M. Noor berkhidmat di Volksraad
(HBS) atau setara SMA di Surabaya dan berhasil hingga 1939. Pada masa pendudukan Jepang
menyelesaikan ujian akhir di sekolah tersebut P.M. Noor menetap di Bondowoso sebagai Kepala
pada 1923. Namun, pada tahun itu pula ibunda Irigasi Pakalem-Sampean. Memasuki tahun 1945
P.M. Noor, yakni Ratu Intan binti Pangeran Giri, P.M. Noor diangkat menjadi wakil Sumobucho
meninggal dunia. Di tengah duka yang mendalam, atau posisi yang setara dengan Sekretaris Jenderal
P.M. Noor menikah dengan Gusti Aminah binti Departemen Perhubungan/Pekerjaan Umum.
Gusti Mohammad Abi.
Sebagai seorang tokoh kemerdekaan Indonesia,
Kapasitas intelektual dan kesempatan studi jejak P.M. Noor setidaknya teridentifikasi tatkala
membawa P.M. Noor melanjutkan pendidikan di dirinya menjadi salah satu anggota BPUPKI. Dalam
Technische Hooge School (THS) atau Sekolah Tinggi buku Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar
Teknik di Bandung. Pada 1927, P.M. Noor berhasil 1945, Mohammad Yamin mencatat nama “Tuan
menyelesaikan studi di THS sekaligus mencatatkan Mohamad Noor” atau tertulis “Mohd. Noor” yang
nama sebagai orang Kalimantan pertama yang mewakili wilayah Kalimantan. Sebagai wakil dari
berpredikat sarjana. Di sekolah itu pula P.M. Noor Kalimantan, P.M. Noor memastikan bahwa rakyat
aktif dalam organisasi kepemudaan Jong Islamiten Kalimantan mendukung cita-cita kemerdekaan
Bond (JIB) dan bersua dengan Sukarno yang juga Indonesia.
menempuh pendidikan di THS.
98 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA