Page 22 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 22
1. Putra Bangsawan Aceh
Jejak langkah Mohammad Hasan bisa ditelusuri bersepeda dari asrama mencari hiburan dengan
mulai dari Desa Peukan Sot yang pada zaman menonton film di Cikini. Pertemanannya dengan
kolonial merupakan bagian dari landschap Pineung pelajar MULO bermanfaat dalam menambah ilmu
di afdeeling Pidie, Aceh. Berdasarkan catatan dan wawasannya karena mereka meminjami Hasan
administratif, Hasan lahir di sana pada 4 April buku-buku berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman
1906. Ayahnya, Teuku Bintara Pineung Ibrahim, serta buku-buku Hitung Dagang, Sejarah, dan
adalah uleebalang atau penguasa lokal wilayah Botani.
Pineung, Pidie. Ibunya, Cut Manyak, adalah putri
uleebalang di wilayah Keumangan, Pidie, dan Setelah 3 tahun tinggal di asrama, Hasan mulai
merupakan keturunan Hadrami dari Yaman. berpikir untuk mengikuti pendidikan MULO.
Sebagian besar masa kecil Hasan dihabiskan di Pertimbangannya adalah bahwa jika ia hanya
kampungnya, Lampoh Saka, Sigli. lulusan KWS, kesempatan untuk melanjutkan
ke perguruan tinggi akan terbatas karena ia
Statusnya sebagai anak uleebalang membuat diwajibkan bekerja terlebih dulu. Sementara
Hasan memperoleh kesempatan untuk menempuh itu, jika lulus dari MULO, ia bisa melanjutkan
pendidikan formal dan informal. Pada pagi ke Algemeene Middlebare School (AMS) yang
hari ia mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat setara dengan SMA sehingga satu saat ia
(Volkschool) Lampoh Saka dan pada malam dapat melanjutkan pedidikan ke perguruan
harinya menuntut ilmu agama di balai pengajian tinggi. Keinginannya terkabul. Berkat prestasi
milik Teungku Alibasyah yang saat itu menjabat akademiknya di KWS, Hasan diperbolehkan
sebagai wakil kadi (hakim agama) di Pineung. mengikuti ujian MULO oleh kepala asrama dan
Hasan menempuh pendidikan di volkschool hanya Direktur KWS. Namun, saat itu MULO tidak
selama 2 tahun karena kemudian melanjutkan menerima murid baru sehingga Hasan mengikuti
pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) di ujian MULO Douwes Dekker di Bandung dan
Kota Sigli pada 1917. (ELS adalah sekolah khusus dinyatakan lulus. Pada 1928 Hasan mengikuti
yang diperuntukkan bagi anak-anak bangsawan ujian akhir di KWS dan dinyatakan lulus dengan
dan orang-orang terkemuka dari kalangan orang- peringkat terbaik. Dengan berbekal ijazah dari
orang Belanda dan Eropa). Keinginan untuk MULO dan KWS, Hasan mendaftarkan diri ke AMS
terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan Batavia dan lulus pada 1929 dengan prestasi
pendidikan membawa Hasan berlayar ke Batavia terbaik, terutama untuk pelajaran Aljabar.
untuk melanjutkan pendidikan sekolah kejuruan
Koningen Wilhelmina School (KWS) yang setara Pada 1930 Hasan berhasil lulus ujian kandidat
dengan Sekolah Teknik Menengah (STM) pada I RHS dan pada tahun berikutnya lulus kandidat
1924. Sebelum berangkat menuju Batavia, Hasan II sekaligus memperoleh ijazah sarjana muda.
menikah dengan Pocut Hijo yang merupakan anak Selanjutnya, pada penghujung 1931 Hasan berlayar
dari adik bungsu ayahnya. Mereka menikah di Kuta menuju negeri Belanda. Sebelum berangkat,
Tuha, yakni tempat yang diyakini oleh masyarakat Hasan menyempatkan pulang ke rumah masa
setempat bahwa siapa pun yang menikah di Kuta kecilnya di Lampoh Saka untuk berpamitan dengan
Tuha kelak menjadi orang yang terkemuka. keluarganya. Ia juga berpamitan dengan Gubernur
Aceh, Dr. Van Aken, di Kutaraja. Istri, anak, ayah,
Di KWS Hasan memilih jurusan teknik perairan dan ibu beserta kerabat uleebalang lain seperti
dan sering serta kerja lapangan yang menyita Teuku Hasan Glumpang Payung ikut mengantar
waktunya. Namun, pada akhir pekan murid- kepergian Hasan di Pelabuhan Sabang.
murid diperbolehkan berekreasi hingga pukul
satu dinihari. Bersama teman-temannya, Hasan
8 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA