Page 66 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 66
1. Kiprah Sebelum Gubernur
Raden Panji Soeroso lahir pada 3 November tidak mendapat perlakuan buruk dari pemerintah
1892 di Porong, Karesidenan Surabaya, Jawa setempat. Ia memperjuangkan warung atau kios
Timur. Raden panji adalah gelar kebangsawanan milik pedagang kecil di pinggir jalan agar tidak
pria dalam tradisi feodal Jawa dan digunakan di dibongkar oleh pihak tertentu, terutama kelompok
sebagian wilayah budaya Jawa Timur bagi keluarga pedagang besar atau pemerintah.
bupati-bupati daerah vasal Kesultanan Mataram
seperti Besuki dan Pasuruan. Soeroso juga dikenal Di daerah gemeente yang mayoritas dihuni
sebagai Bapak Koperasi Pegawai Negeri. orang Belanda dan hak-hak penduduk pribumi
menjadi terpinggirkan, Soeroso konsisten
Soeroso merupakan tokoh berpikiran revolusioner. membela kepentingan masyarakat pribumi. Ia
Pada usia 15 tahun ia bergabung dengan Budi memperjuangkan penerangan listrik di kampung,
Utomo, yakni organisasi pergerakan nasional yang akses terhadap air minum, pembuatan jalan
didirikan oleh Dr. Sutomo pada 1908. Organisasi kampung, dan berbagai hal lain yang berpengaruh
ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kaum besar dan menyentuh kehidupan sehari-hari
bumiputra, khususnya orang Jawa. Namun, ia orang-orang kecil di wilayah tersebut.
kemudian merasa tidak puas terhadap organisasi
tersebut yang dinilainya sangat Jawasentris Pada 1918 R.P. Soeroso diangkat sebagai
dan semakin konservatif dalam perjuangannya. Commisaris Centraal Bestuur Sarekat Islam.
Kemudian, R.P. Soeroso bergabung dengan Setahun berikutnya ia pindah ke Mojokerto, Jawa
Sarekat Islam (SI) pada 1915. Tidak lama setelah Timur. Ia tetap menjabat sebagai Ketua BOW
bergabung, ia diangkat sebagai Presiden SI untuk dan kemudian Presiden Sarekat Islam Kabupaten
wilayah Probolinggo dan Kraksaan pada usia 20 Mojokerto. Dalam selang waktu tiga tahun Soeroso
tahun. Bersama anggota pengurus SI yang lain menjadi Ketua Personel Pabrik Bond Daerah
Soeroso memusatkan diri pada gerakan nasional Mojokerto. Saat itulahia sempat memimpin
dan perbaikan perekonomian rakyat. Pengurus pemogokan buruh pabrik gula milik orang Belanda
SI di Kota Probolinggo membangun dua buah yang berjumlah dua belas pabrik. Pemogokan
toko untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menuntut perbaikan nasib buruh pabrik yang
masyarakat dengan harga cukup terjangkau. Akan dirasakan masih di bawah ukuran layak. Tak pelak,
tetapi, toko-toko milik pengurus SI harus bersaing pemogokan itu dianggap sebagai simbol nyata
dengan toko-toko Cina yang menjual barang- perlawanan terhadap kolonialisme Belanda.
barangnya lebih murah. Akibatnya, toko-toko
milik pengurus SI terpaksa tutup. Kemudian, toko- Selain memperjuangkan nasib buruh, Soeroso juga
toko orang Cina kembali menaikkan harga-harga memberikan perhatian besar terhadap nasib para
barang kebutuhan masyarakat. petani. Salah satu hasil perjuangannya adalah
pembagian lahan pertanian kepada para petani
Pada 1916 R.P. Soeroso terpilih menjadi Ketua di Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang.
Pengurus Besar Perhimpunan Pegawai (Burgerlijke Ia juga memperjuangkan harga sewa lahan
Openbare Werken/BOW) seluruh Indonesia. Setahun persawahan untuk berbagai tanaman, termasuk
kemudian (1917) ia dipilih kembali menjadi tanaman tebu dan berupaya agar petani memiliki
anggota Gemeenteraad Probolinggo. Dalam posisi pengetahuan yang memadai dalam mengelola
itu Soeroso membela hak-hak pedagang kecil agar sawahnya.
Prestasi Soeroso di Volksraad
Dalam pidato pertama yang disampaikan pada sidang tahun 1924, Soeroso mengkritik pemerintah
Hindia Belanda yang menerapkan kebijakan menarik pajak landrente di wilayah Sumatra Barat. Pidato
tersebut membuat Gubernur Jenderal Fock marah kepada Soeroso dan tidak mau mengundangnya
saat sesi perkenanalan antara Gubernur Jenderal dan anggota Volksraad. Akan tetapi, kebijakan
penarikan pajak di wilayah Sumatra Barat itu berhasil digagalkan. Lantaran keberhasilannya itu,
Soeroso diberi gelar ‘datuk’ melalui rapat umum di Padang.”
52 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA